Dia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mengubah paradigma perpustakaan di dunia agar dapat bertransformasi dan kehadirannya dirasakan masyarakat. Dia berharap perpustakaan tidak lagi menjadi simbol.
Baca Juga: Tertahan Pandemi, Perpustakaan Dekat Kawasan IKN Akhirnya Resmi Beroperasi!
"Misi kita adalah meyakinkan kepada siapa saja bahwa dia bisa berubah dengan satu buku yang relevan dengan pilihan ekonominya. Karena peran untuk menolong masyarakat yang termarjinalkan dengan buku-buku ilmu terapan itu sangat penting," jelasnya saat memberikan sambutan.
Sementara itu, Presiden Asosiasi Pendidikan Dasar dan Dewasa Asia Pasifik Selatan (ASPBAE), Nani Zulminarni, menyampaikan bahwa sejatinya terdapat enam situasi di mana seseorang dapat tersingkirkan dari proses pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat.
Adapun, enam situasi tersebut terdiri dari gender dan usia, disability dan diffability, status sosial, lokasi, metodologi dan pendekatan, serta topik dan fokus. Menurutnya, enam situasi ini senada dengan sambutan dari Kepala Perpusnas. Untuk itu, paradigma perpustakaan harus berubah agar lebih mampu menjawab kebutuhan masyarakat.
Baca Juga: Kepala Perpusnas Sharing Program Transformasi Perpustakaan di Kongres Internasional
"Pustakawan harus bisa men-support proses belajar melalui buku, cerita, data, informasi yang ada di perpustakaan, juga termasuk hasil-hasil riset menjadi sumber pembelajaran pendidikan bagi masyarakat yang lebih inklusif. Ungkapan 'education is not limited to school' harus dimaknai sebagai proses belajar yang sepanjang hayat," pungkas Nani.
U20 Side Event merupakan bagian dari kegiatan U20 Summit 2022. U20 Summit diselenggarakan tahun ini di Jakarta, sebagai bagian dari Presidensi G20 Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas