Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Parpol Lain Sibuk Koalisi, PPP Sibuk Hadapi Demo: Ratusan Santri Minta Suharso Mundur

Parpol Lain Sibuk Koalisi, PPP Sibuk Hadapi Demo: Ratusan Santri Minta Suharso Mundur Solidaritas Santri Menggugat gelar aksi di depan Gedung DPP PPP di Menteng, Jakarta Pusat meminta Suharso Monoarfa mundur. | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa terus mendapat kecaman dari berbagai lapisan masyarakat atas pernyataannya yang dinilai menghina kiai dan pesantren.

Kali ini, desakan untuk mundur dari jabatan ketua umum hadir dari Solidaritas Santri Menggugat. Ratusan massa aksi tersebut datang langsung sembari membawa poster yang bertulisan kekecewaan kepada Suharso di depan Gedung DPP PPP di Menteng, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Ratusan Santri Geruduk Kantor DPW PPP Banten, Paksa Suharso Mundur dari Jabatan Ketua Umum

"Kami turun lagi karena belum ada tanggapan dari Suharso atas aksi kami sebelumnya. Kami sudah sampaikan, jika 3x24 jam belum ada tanggapan, aksi akan terus dilakukan di depan Gedung DPP PPP," kata Koordinator Aksi, Rangga di lokasi, Selasa (30/8/2022).

Rangga menyebut, ada dua tuntutan yang dibawa pada aksi kali ini: menuntut Suharso untuk minta maaf secara terbuka karena pernyataannya membuat gaduh masyarakat dan meminta Suharso untuk mundur dari ketua umum partai Islam.

"Tuntutan tersebut kami layangkan lagi pada aksi kali ini karena kami menilai Suharso tidak memiliki nilai sopan santun dalam berucap, maka harus segera mundur dari ketua partai Islam," jelasnya.

Sementara itu, salah satu santri Della Amalia mengaku rela turun ke jalan karena merasa tidak terima melihat para kiai dihina. Dia pun menuntut Suharso untuk mau dan segera mundur dari jabatan ketua umum serta menteri Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: