Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Kaleng-kaleng, Keuntungan Perusahaan Tambang Keluarga Bakrie To The Moon Melejit Hingga 8.726%!

Gak Kaleng-kaleng, Keuntungan Perusahaan Tambang Keluarga Bakrie To The Moon Melejit Hingga 8.726%! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berhasil mengantongi pendapatan di sebesar US$3.812 juta pada semester I 2022 naik US$1.517 juta atau 66% dari US$2.295 juta. 

Perseroan pun mencatat, pendapatan operasional naik 151% menjadi Us$931 juta dari  US$371 juta, laba sebelum Pajak US$788 juta dibandingkan US$278 juta. 

Hal tersebut pun membuat perseroan berhasil meraup laba bersih US$167,7 juta meningkat signifikan 8.726% dari USD1,9 juta.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastava mengatakan bahwa pendapatan tersebut diperoleh dari realisasi kenaikan harga batubara sebesar 92%. 

“Ini mengimbangi output dan volume penjualan yang lebih rendah sebesar 14% dan 16% - karena kondisi hujan deras yang terus menerus (La Nina). Upaya terbaik telah dilakukan dengan mengendalikan biaya yang sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar,” ujar Dileep, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (1/9/2022).

Baca Juga: Perusahaan Milik Keluarga Bakrie Berubah Nasib dari Untung Jadi Buntung, Ternyata Gara-Gara Ini

Lebih lanjut Ia menyebutkan jika royalti meningkat dari 13,5% pada sepanjang tahun 2021 menjadi 14% pada penjualan domestik dan hingga 28% pada ekspor yang efektif 1 Januari 2022 di anak perusahaan KPC dan Arutmin.

“Overburden removed meningkat sebesar 8% lebih tinggi dari semester I 2021. Namun, coal mined dan coal sales turun karena fenomena La Nina sejak Desember 2021. Dengan cuaca yang lebih kering produksi dapat ditingkatkan,” ucapnya. 

Dalam kesempatan ini, Dileep menyebutkan jika Perseroan pada tanggal 12 Juli 2022 telah melakukan pembayaran pokok dan kupon Tranche A sebesar US$731,3 juta secara tunai (cash), terdiri atas pokok Tranche A sebesar US$557,1 juta dan bunga sebesar US$174,2 juta, termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar (back interest).

“Percepatan pelunasan utang menjadi prioritas utama,” tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: