Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Mencari Dukungan G20 dalam Agenda Transisi Energi

Indonesia Mencari Dukungan G20 dalam Agenda Transisi Energi Kredit Foto: Reuters/Made Nagi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden G20 Indonesia mendesak negara-negara anggota pada Jumat (2/9/2022) untuk berkomitmen pada proposalnya untuk mengadopsi energi bersih, beberapa hari setelah pembicaraan iklim kelompok itu berakhir tanpa kesepakatan yang jelas.

Indonesia, salah satu penghasil karbon terbesar di dunia, menginginkan Kelompok 20 ekonomi utama untuk menggunakan Bali Compact yang tidak mengikat sebagai dasar untuk memenuhi komitmen untuk mencapai emisi nol bersih, menteri energinya mengatakan kepada rekan-rekan G20 di Bali.

Baca Juga: G20 Empower Sukses Hasilkan Lampiran Teknis Rekomendasi Aksi Akselerasi Tiga Isu Prioritas di MCWE G20 2022

Pembicaraan iklim G20 awal pekan ini gagal mengadopsi komunike bersama dan delegasi iklim Inggris Alok Sharma pada hari Kamis mengatakan kepada Reuters beberapa ekonomi utama dunia mundur dalam komitmen emisi.

Indonesia, pengekspor utama dan pengguna batu bara, telah bergabung dengan janji global untuk menghentikan penggunaan batu bara secara bertahap dan menginginkan hampir seperempat energinya berasal dari sumber terbarukan pada tahun 2025, naik dari sekitar 12% saat ini.

“Yang penting sekarang kita bekerja sama untuk mengkoordinasikan kebijakan, memperkuat kerja sama dan memastikan agenda transisi energi kita bergerak maju,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Menggarisbawahi tantangan ke depan, Badan Energi Internasional dalam sebuah laporan pada hari Jumat mengatakan Indonesia perlu memastikan reformasi kebijakan terjadi sehingga dapat membuat peralihan ke energi yang lebih bersih lebih cepat, mencatat bahwa teknologi tersebut sudah tersedia secara komersial dan hemat biaya.

"Bali Compact, yang rinciannya tidak segera tersedia, berupaya memperkuat perencanaan dan implementasi energi nasional, meningkatkan investasi dan pembiayaan, serta meningkatkan ketahanan energi," kata Arifin dalam pertemuan di Bali.

Ketua Indonesia tidak merilis komunike bersama setelah pembicaraan iklim G20 awal pekan ini, dengan upaya tergelincir oleh apa yang dikatakan sumber keberatan atas bahasa yang digunakan pada target iklim dan perang di Ukraina.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: