Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga BBM Naik, Politikus PKS Sentil Pemerintah: Sudah Mati Rasa terhadap Kesusahan Rakyat

Harga BBM Naik, Politikus PKS Sentil Pemerintah: Sudah Mati Rasa terhadap Kesusahan Rakyat Kredit Foto: DPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota DPR RI Johan Rosihan turuk mengomentari keputusan pemerintah yang telah menaikkan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi per 3 September 2022 kemarin.

Johan menilai kebijakan menaikkan tarif harga BBM yang drastis merupakan bukti pemerintah tidak mendengar jeritan rakyat kecil serta telah bersikap acuh atau cuek terhadap derita jutaan nelayan yang terancam tidak bisa melaut.

“Kami menolak dan protes terhadap keputusan ini karena pemerintah telah mati rasa terhadap kesusahan hidup keluarga Indonesia,” tegas Johan pada Minggu (4/9/2022).

Baca Juga: IKN Jalan dan BBM Dinaikkan, Jokowi Jahat Sekali

Menurut Johan, keputusan menaikkan harga BBM ini sangat tidak berpihak pada kepentingan petani dan pelaku UMKM.

“Oleh karena itu, seluruh komponen masyarakat wajib bersatu untuk menolak keputusan ini,” tegas Johan.

Politikus PKS ini mengungkapkan tingkat kemiskinan akan makin meningkat akibat pendapatan riil yang makin berkurang.

“Coba bayangkan, semua kapal nelayan yang menggunakan mesin 100 persen bergantung pada BBM, sama bergantungnya para petani, tukang ojek juga para pedagang kecil,” ujar Johan.

Menurut Johan, pemerintah mesti sadar bahwa pengeluaran untuk BBM itu pasti, tetapi hasil melaut bagi nelayan dan hasil panen bagi petani itu belum tentu mereka dapatkan.

Oleh karena itu, menarik subsidi BBM otomatis meningkatkan biaya produksi petani dan nelayan.

Selanjutnya, Johan menjelaskan kenaikan harga BBM akan memukul sektor pertanian terutama jasa pertanian, perikanan, dan hasil hutan.

“Bagi saya keputusan pemerintah soal BBM ini sebagai keputusan yang zalim karena kenaikan harga BBM pasti berdampak pada menurunnya produksi industri di seluruh sektor,” ujar Johan.

Johan memastikan kenaikan harga BBBM akan berdampak pada penurunan penyerapan tenaga kerja dan turunnya tingkat upah.

“Segala upaya perencanaan program dengan anggaran besar untuk meningkatkan lapangan kerja menjadi hangus dan sia-sia akibat keputusan zalim ini,” tegas Johan.

Wakil rakyat dari dapil NTB 1 ini juga berpandangan kenaikan BBM akan berdampak turunnya pendapatan riil setiap rumah tangga di Indonesia serta akan terjadi penurunan konsumsi masyarakat secara keseluruhan.

“Kenaikan BBM ini berdampak luas dan sistemik karena berpengaruh signifikan pada kondisi dapur setiap rumah tangga serta memiliki efek buruk jangka pendek dan jangka panjang karena berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi, kesehatan, politik, penurunan gizi masyarakat, berpotensi peningkatan stunting dan prevalensi anemia serta memperburuk ketahanan pangan nasional,” ucap Johan.

Legislator Senayan yang berasal dari Pulau Sumbawa ini prihatin dengan inflasi saat ini yang makin memukul sehingga daya beli masyarakat makin turun.

Dia menyesalkan cara pandang pemerintah menaikkan harga BBM dengan kompensasi bansos. Sebab, kata dia, hal ini pasti tidak akan memperbaiki daya beli rumah tangga yang terus turun karena pendapatan yang jauh lebih kecil dibanding tingkat inflasi yang terus meroket.

“Saya tegaskan kompensasi tersebut tidak ada gunanya dibanding dampak buruk dari kenaikan BBM, apalagi selama ini ternyata di lapangan banyak bansos atau BLT yang ternyata tidak tepat  sasaran dan salah kelola berdasarkan laporan dan fakta dari masyarakat,” ucap Johan.

“Oleh karena itu, mari bersatu menolak kebijakan kenaikan harga BBM ini,” ujar Johan lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: