Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenal Literasi Digital Sejak Dini, Budaya Digital Jangan Jadi Bencana

Mengenal Literasi Digital Sejak Dini, Budaya Digital Jangan Jadi Bencana Kredit Foto: Unsplash/Tore F
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi 2020 lalu telah mengantarkan dunia pada sebuah masa revolusioner dengan berpindahnya sebagian kehidupan manusia menuju dunia tanpa batas, dunia digital. Kondisi mendadak digital ini telah mengguncang ekonomi, aosial, dan budaya masyarakat abad 21. Berbagai berkah dan bencana di ruang digital silih berganti menghampiri seluruh masyarakat.

"Jumlah penduduk Indonesia 277 juta namun jumlah gawainya 370 juta, sehingga lebih banyak. Adopsi digital sangat luar biasa, namun jika adopsi ini tidak disertai dengan budaya digital maka tidak sepenuhnya dunia digital ini bisa menbawa berkah justru bisa mendatangkan bencana," ujar Tenaga Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika, Devie Rahmawati saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI/Jakarta Banten, Selasa (30/8/2022). 

Dari penelitiannya mengenai karakteristik budaya masyarakat digital, setidaknya ada delapan budaya yang dinilai tidak sehat, seperti budaya palsu mengedepankan hidup yang gaya, tidak membumi, budaya tanpa privasi, merasa bising dalam sepi, budaya lemah hati atau mudah baper, tinggi hati karena pamer, budaya haus apresiasi, serta budaya sensasi dan kontroversi.

Baca Juga: Literasi Digital, Amankan Data Pribadi dari Pinjaman Online

Devie juga menyebut karakteristik masyarakat masa kini sangat banjir informasi. Jika dulu untuk melakukan riset saja harus pergi ke berbagai kampus dan dicatat semua informasi yang didapat.

Lebih jauh ia menjelaskan makna literasi digital sebagai ruang digital yang penggunanya mampu memanfaatkan berkahnya dan menghindari bencana.

Sesederhana itu agar lebih mudah dipahami, bermedia digital sebenarnya dapat mengikuti Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Bagaimana dapat menerima segala perbedaan yang ada. Dengan semakin cakap digital masyarakat, maka dampaknya akan membuat masyarakat semakin produktif memanfaatkan sumber daya digital. 

Program Makin Cakap Digital didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI Jakarta/Banten merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya antara lain Dosen STMIK Media Informatika Cindekia Cikarang, Louri Lylie; Tenaga Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika, Devie Rahmawati; dan Guru Informatika SMPN Sindang Indramayu Jawa Barat, Muhammad Firman S. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: