Pemerintah berupaya mempercepat laju transformasi digital. Ini sebagai salah satu strategi mempercepat pemulihan dan peningkatan daya tahan ekonomi nasional.
Sekedar informasi, nilai ekonomi digital Indonesia pada 2021 menyentuh angka tertinggi di kawasan ASEAN dan mencapai sebesar US$ 70 miliar. Bahkan di tahun 2030, diprediksi nilai ekonomi digital akan meningkat menjadi US$ 330 miliar.
Dengan peningkatan yang pesat tersebut, kebutuhan akan talenta digital turut meningkat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan beberapa lembaga memprediksi pada tahun 2030 akan terjadi kekurangan 47 juta talenta digital di kawasan Asia Pasifik.
Indonesia sendiri saat ini membutuhkan sekitar 600 ribu talenta digital setiap tahun. “Untuk itu, pemerintah telah menginisiasi berbagai kebijakan,” Kata Airlangga di Jakarta, kemarin.
Pertama, program Kartu Prakerja yang bersifat end-to-end digital. Kartu Prakerja telah menyasar lebih dari 13 juta penerima manfaat dari 514 kabupaten/kota dan memperlihatkan bahwa infrastruktur digital Indonesia telah mampu menjangkau hingga seluruh wilayah.
Kedua mendukung upaya peningkatan riset dan inovasi digital, khususnya bagi pengembangan bisnis UMKM dan start-up melalui penciptaan ekosistem yang kondusif.
Ketiga memperluas konektivitas dengan membangun berbagai infrastruktur digital mulai dari Jaringan Fiber Optic Palapa Ring, Menara Base Transceiver Station (BTS), Satelit Multifungsi Satria pada pulau-pulau yang relatif kecil, perluasan cakupan 4G dan penerapan 5G, hingga pembangunan pusat data nasional di sejumlah lokasi strategis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: