Jokowi Putuskan Harga BBM Naik, Pengamat Sebut Tak Masuk Akal: Harusnya Proyek IKN Dihentikan!

Kenaikan haraga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh Jokowi menjadi perbaincangan hangat di tengah publik.
Pengamat Sosial Centre For Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menilai keputusan ini tak masuk akal dan jauh dari keinginan masyarakat luas.
"Saya rasa pertimbangan (pemerintah) menaikan harga BBM Pertalite dan Solar melawan logika dan harapan rakyat," kata Herry dilansir dari AKURAT.CO, Senin (5/9/22).
Herry menegaskan, masyarakat tidak ingin harga BBM Naik. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei CISA.
"Dari hasil Survei CISA tempo hari pun mayoritas publik menolak kenaikan harga Pertalite dan Solar subsidi, ada 86,63 persen responden menyatakan hal ini," ujar Herry.
"Jika dilihat dari skenario bantalan sosial pun tak menyasar keseluruh segmen masyarakat yang sebenarnya terdampak, jadi solusi pemerintah itu nihil," sambungnya.
Herry menyarankan pemerintah jangan menjadikan alasan subsidi tak bisa dilakukan karena APBN tak mencukupi biaya kebutuhan masyarakat.
"Bagaimana dengan proyek strategis nasional yang merugikan negara dan harus gunakan APBN, urgensinya pun tak ada, jadi mengada-ngada ini pemerintah," tegasnya.
"Semestinya proyek kereta cepat Jakarta Bandung dan juga IKN itu dihentikan sebagai komitmen pemerintah Jokowi untuk merelaksasi APBN, tapi realitanya tak begitu kan," tandasnya.
Sebagai informasi, Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menaikkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Pertalite dari harga semula Rp7.650/liter menjadi Rp10 ribu/liter.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto