Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Salut! Pemimpin Negara Kepulauan Pasifik Kumandangkan Dukungan ke Taiwan, Amerika Gak Dihiraukan?

Salut! Pemimpin Negara Kepulauan Pasifik Kumandangkan Dukungan ke Taiwan, Amerika Gak Dihiraukan? Kredit Foto: Reuters/Annabelle Chih
Warta Ekonomi, Taipei -

Taiwan kembali mendapatkan dukungan dari salah satu negara kepulauan di Pasifik yakni Tuvalu. Negara tersebut berjanji setia "berdiri teguh" pada hubungannya dengan Taipei.

Tuvalu dikenal sebagai negara kecil di Pasifik, tapi telah berani menyatakan komitmennya tersebut, di tengah upaya China untuk memperluas pengaruhnya di kawasan itu. 

Baca Juga: Gak Kasih Ampun, Garis Tengah Selat Taiwan Lagi-lagi Diobok-obok Militer China

Perdana Menteri Tuvalu Kausea Natano telah berbicara selama upacara penyambutan di Taipei, yang diselenggarakan oleh Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.  Dalam pidatonya, pemimpin itu menegaskan bahwa 'nilai-nilai bersama yang layak'  selalu akan menjadi kekuatan tambahan untuk ikatan kedua pemerintah.

Sebagaimana diwartakan Al Jazeera, Tuvalu telah mempertahankan hubungan diplomatiknya dengan Taipei selama 40 tahun lebih.

Negara itu, yang memiliki populasi sekitar 10 ribu jiwa, menjadi salah satu dari 14 negara yang sampai saat ini masih mempertahankan hubungan diplomatik penuh dengan Taiwan. 

Tuvalu juga tercatat menjadi satu dari empat negara Pasifik yang masih mempertahankan hubungan formal dengan Taipei.

“Melalui masa-masa agenda geostrategis yang penuh gejolak ini, kami akan terus berdiri teguh dalam komitmen kami, untuk tetap menjadi sekutu Republik China yang langgeng dan setia,” kata Natano, merujuk nama resmi Taiwan.

“Saya mengakui landasan hubungan diplomatik kita, yang melibatkan dua negara yang didirikan berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, kepercayaan, hak asasi manusia, dan kebebasan individu.

Natano melakukan perjalanan pertamanya ke Taiwan sejak terpilih pada 2019.

Taiwan, sebuah pulau demokrasi yang memiliki pemerintahan sendiri, telah diklaim Beijing sebagai miliknya. 

Tsai pun, pada gilirannya, telah memuji persahabatan mereka yang kuat. Ia juga mengucap terima kasih kepada Tuvalu karena mau berbicara untuk Taiwan di panggung dunia dan mendukung partisipasi pulau tersebut di kancah internasional.

“Saya mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Tuvalu atas persahabatannya yang tak ternilai ini," ucap Tsai.

Pada 2019, Taiwan harus kehilangan dua sekutu Pasifik ke Beijing, yakni Kepulauan Solomon dan Kiribati. Sedangkan Nauru, Palau, dan Kepulauan Marshall, seperti Tuvalu, terikat dengan Taipei.

Kepulauan Solomon, sementara itu, telah menjadi titik fokus dalam meningkatnya persaingan antara Beijing dan Washington di kawasan Pasifik yang strategis. 

Kepulauan itu, dalam perkembangannya, juga memiliki hubungan yang tegang dengan AS dan sekutu, terutama sejak Honiara mencapai pakta keamanan dengan Beijing tahun ini.

Bagaimanapun, langkah Kepulauan Solomon untuk beralih hubungan diplomatik, pada ujungnya memicu kekhawatiran di negara berpenduduk 700ribu orang itu. November lalu, ibukota Honiara diguncang oleh kerusuhan yang menggarisbawahi persaingan domestik dan kekhawatiran atas hubungan pemerintah China yang berkembang.

Setidaknya tiga orang tewas dalam kerusuhan tersebut, yang berakhir hanya setelah pemerintah meminta bantuan Australia, yang memiliki pakta keamanan lama dengan Kepulauan Solomon.

Menyusul itu, AS mengungkapkan rencana untuk membuka kembali kedutaannya di Honiara dan menjanjikan lebih banyak bantuan diplomatik dan keamanan ke wilayah tersebut. Presiden Joe Biden juga dilaporkan akan menjadi tuan rumah bagi para pemimpin negara-negara Kepulauan Pasifik di Washington, DC, dari 28 hingga 29 September. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: