Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani Tantang Para Ekonom Ramal Harga BBM di 2023

Sri Mulyani Tantang Para Ekonom Ramal Harga BBM di 2023 Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menantang para ekonom untuk meramal harga minyak dunia tahun 2023. Ia ingin tahu bagaimana proyeksi dan hitung-hitungan para ekonom dalam menghitung harga bahan bakar minyak (BBM) di tahun depan. Mengingat saat ini harga minyak dunia masih diselimuti oleh ketidakpastian.

"Saya tanya nih ke 100 ekonom, proyeksi minyak anda tahun depan seperti apa? Caranya ngitungnya gimana? Saya pingin tahu," kata Sri Mulyani dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2022: Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia di Menara Bank Mega, dipantau secara daring, Rabu (7/9/2022). 

Baca Juga: Ada Tugas Khusus dari Megawati, PDIP Tak Cuma Dukung Jokowi Naikkan BBM

Bendahara negara tersebut menjelaskan bahwa untuk anggaran subsidi energi di 2023 saat ini masih dalam pembahasan dengan DPR. Anggaran subsidi tersebut diprediksikan akan lebih dari Rp340 triliun, jika dengan asumsi minyak dunia di kisaran US$90 per barel.

"Kita belum selesai bicara dengan DPR, subsidi yang akan kita sediakan di tahun depan lebih dari Rp340 triliun, itu dengan asumsi bahwa harga minyak di kisaran US$90 per barel. Tentu kita juga melihat ketidakpastian mengenai outlook dari harga minyak," ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan, pada perhitungan harga minyak tersebut Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggunakan data kredibel, diantaranya melalui konsensus Bloomberg dan International Energy Agency (IEA).

"Kita juga di Kemenkeu mencoba satu pasti menggunakan data dari agency yang memang autiritatif di bidang minyak seperti International Energy Agency bahkan melihat Bloomberg konsensus," lanjut bendahara negara.

"Kita juga lihat banyak outlook, tapi paling tidak kita mengidentifikasi dua faktor yang akan sangat dominan mempengaruhi harga minyak termasuk komoditas di tahun depan," imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa harga minyak dunia akan turun jika negara maju masuk ke jurang resesi. Karena dengan itu permintaan akan turun, dan mengakibatkan harga ikut turun.

Baca Juga: Dampak Naiknya BBM, Jokowi Sudah Prediksi Inflasi Capai 1,8%

"Harga mungkin akan turun, tidak lagi mencapai di atas US$100 per barel," pungkas Sri Mulyani.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: