Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asumsi Makro Sektor ESDM 2023, ICP Dipatok US$95 Per Barel

Asumsi Makro Sektor ESDM 2023, ICP Dipatok US$95 Per Barel Menteri ESDM Arifin Tasrif bersiap mengikuti Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2020). Raker tersebut membahas laporan keuangan Kementerian ESDM tahun anggaran 2019. | Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Komisi VII DPR RI menyepakati asumsi dasar harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) untuk Rancangan Anggaran dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2023 sebesar US$95 per barel. 

Angka ini lebih tinggi dari ICP di APBN 2022, yaitu US$63 per barel. Penetapan ini juga mengalami kenaikan sebesar US$5 per barel dari usulan sebelumnya, yaitu US$90 per barel saat Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN Tahun Anggaran 2023 beserta Nota Keuangannya pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI Tahun Sidang 2022-2023 pada  16 Agustus 2022 lalu.

"Pada prinsipnya pemerintah sepakat (penetapan harga ICP tersebut)," kata Arifin saat Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI dikutip Jumat (9/9/2022).

Baca Juga: Kritik Pemerintah Naikkan Harga BBM Saat Harga Minyak Dunia Turun, PKS Minta Harga BBM Turun! 

Arifin menegaskan, ketidakstabilan pasar global akibat ketegangan geopolitik mendorong harga minyak dunia mengalami fluktuasi.

"Kondisi baik dari sisi demand maupun harga minyak dunia belum ada kepastian, berubah setiap hari," ujarnya.

Lanjutnya, penetapan asumsi dasar ICP di level US$95 per barel untuk mengantisipasi adanya peningkatan konsumsi minyak dunia di akhir tahun jelang memasuki musim dingin serta terganggunya sektor suplai dari Rusia.

Di lain sisi, pihak OPEC+ juga tengah mengontrol laju produksi untuk bisa menahan harga minyak dunia.

"Kalaupun terjadi harga minyak turun, mungkin adanya indikasi inflasi sehingga demand ikut turun," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: