Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ukraina Boleh Bernapas Lega tapi Aroma Senjata Nuklir Tercium, Eks Pentolan NATO Takut Putin Seperti 'Tsunami'

Ukraina Boleh Bernapas Lega tapi Aroma Senjata Nuklir Tercium, Eks Pentolan NATO Takut Putin Seperti 'Tsunami' Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Kremlin/Mikhail Klimentyev
Warta Ekonomi, Moskow -

Presiden Rusia Vladimir Putin dapat melancarkan serangan nuklir terhadap Ukraina setelah menderita kekalahan memalukan di medan perang, kata seorang mantan diplomat senior Amerika Serikat memperingatkan.

Rose Gottemoeller, yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal NATO antara 2016 dan 2019, menyuarakan ketakutannya setelah Ukraina merebut kembali sebagian besar provinsi Kharkiv dalam waktu kurang dari seminggu.

Baca Juga: Mendadak Panglima Militer Ukraina Minta Presiden Gak Boleh Remehkan Senjata Nuklir Rusia, Kini Terkuak Penyebabnya!

Berbicara di program Today BBC Radio 4, dia memuji Ukraina atas keberhasilannya tetapi memperingatkan bahwa Kremlin dapat merespons dengan cara yang "tidak dapat diprediksi"

“Momentumnya jelas ada di pihak Ukraina saat ini,” kata Gottemoeller.

“Jika seseorang melihat peta, itu luar biasa; bercak warna yang menunjukkan akuisisi Ukraina selama 48 hingga 72 jam terakhir benar-benar luar biasa,” tambahnya.

Mantan wakil kepala NATO itu kemudian memperingatkan bahwa Putin mungkin seperti "tsunami" yang perlahan menyurut tetapi tiba-tiba dapat kekuatan lebih dahsyat.

Dia, kata Gottemoeller, dapat menggunakan senjata pemusnah massal dalam upaya membuat Kyiv menyerah.

“Saya khawatir mereka akan menyerang balik sekarang dengan cara yang benar-benar tidak terduga dan dengan cara yang bahkan mungkin melibatkan senjata pemusnah massal,” katanya.

Meskipun dia yakin Kremlin tidak akan meluncurkan rudal balistik antarbenua, mantan diplomat senior itu mengatakan dia bisa memerintahkan serangan demonstrasi nuklir.

“Dia (Putin) mungkin melakukan serangan demonstrasi nuklir, baik serangan tunggal di Laut Hitam atau mungkin serangan di fasilitas militer Ukraina untuk menyerang teror tidak hanya ke hati Ukraina tetapi juga mitra global dan sekutu Ukraina,” tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: