Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Bisa Game Over Gara-gara Biden Ucapkan Kata Sakti Ini

China Bisa Game Over Gara-gara Biden Ucapkan Kata Sakti Ini Kredit Foto: Reuters/Tom Brenner
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Minggu (18/9/2022) bahwa pasukan AS akan membela Taiwan jika terjadi invasi China.

Ditanya dalam wawancara CBS 60 Minutes apakah pasukan AS akan mempertahankan pulau berpemerintahan sendiri yang diklaim oleh China.

Baca Juga: Taiwan Diguncang Hebat, Bukan China tapi Gara-gara Fenomena...

"Ya, jika sebenarnya, ada serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya," jawab Biden, dalam pernyataannya yang paling eksplisit sejauh ini tentang masalah ini.

Diminta untuk mengklarifikasi apakah maksudnya bahwa tidak seperti di Ukraina, pasukan AS, pria dan wanita, akan membela Taiwan jika terjadi invasi China, Biden menjawab: "Ya."

Wawancara itu adalah yang terakhir kalinya Biden tampaknya melampaui kebijakan lama AS yang dinyatakan di Taiwan, tetapi pernyataannya lebih jelas daripada yang sebelumnya tentang mengerahkan pasukan AS untuk mempertahankan pulau itu.

Diminta berkomentar, juru bicara Gedung Putih mengatakan kebijakan AS terhadap Taiwan tidak berubah.

"Presiden telah mengatakan ini sebelumnya, termasuk di Tokyo awal tahun ini. Dia juga menjelaskan bahwa kebijakan Taiwan kami tidak berubah. Itu tetap benar," kata juru bicara itu.

Wawancara CBS dengan Biden dilakukan minggu lalu. Presiden berada di Inggris untuk pemakaman Ratu Elizabeth pada Senin (19/9/2022).

Amerika Serikat telah lama terjebak pada kebijakan yang tidak menjelaskan apakah akan menanggapi secara militer serangan terhadap Taiwan.

Pada bulan Mei, Biden ditanya apakah dia bersedia terlibat secara militer untuk membela Taiwan dan menjawab: "Ya ... Itulah komitmen yang kami buat."

Dalam wawancara 60 Minutes, Biden menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat tidak mendukung kemerdekaan Taiwan dan tetap berkomitmen pada kebijakan "Satu-China" di mana Washington secara resmi mengakui Beijing bukan Taipei.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: