Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dibongkar Satelit, Antrean Rakyat yang Mau Kabur dari Rusia Mengular 10 Km Jauhnya, Putin Bungkam?

Dibongkar Satelit, Antrean Rakyat yang Mau Kabur dari Rusia Mengular 10 Km Jauhnya, Putin Bungkam? Kredit Foto: Reuters/Maxar Technologies
Warta Ekonomi, Moskow -

Citra satelit baru menampilkan gambar sejumlah besar orang Rusia mengantre untuk melarikan diri ke Georgia dan Mongolia, setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan untuk memobilisasi ratusan ribu tentara cadangan ke Ukraina.

Gambar-gambar tersebut menunjukkan antrean kendaraan meliputi truk kargo dan mobil menunggu dalam kemacetan panjang yang berusaha melewati perbatasan.

Baca Juga: Zelensky Kaget Gegara Israel Gagal Beri Senjata ke Ukraina

Dan menurut Maxar, yang telah melacak konflik dari satelitnya, antrean untuk menyeberang ke Georgia membentang lebih dari 10 mil (16 km), lapor Sky News.

Pada satu titik pada Minggu (25/9/2022), perkiraan waktu tunggu untuk memasuki Georgia mencapai 48 jam, dengan lebih dari 3.000 kendaraan mengantri untuk melintasi perbatasan, media pemerintah Rusia melaporkan.

Ibu kota Georgia, Tbilisi, telah melihat masuknya sekitar 40.000 orang Rusia sejak Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari, menurut statistik pemerintah.

Itu terjadi di tengah laporan media Rusia yang belum dikonfirmasi bahwa Kremlin mungkin akan segera menutup perbatasannya untuk pria usia pertempuran.

Para pejabat Jerman telah menyuarakan keinginan untuk membantu orang-orang Rusia yang meninggalkan dinas militer dan telah menyerukan solusi di seluruh Eropa.

Dan di Prancis, para senator berargumen bahwa Eropa memiliki kewajiban untuk membantu dan memperingatkan bahwa tidak memberikan perlindungan kepada orang-orang Rusia yang melarikan diri dapat bermain di tangan Putin.

Namun, negara-negara Uni Eropa lainnya bersikeras bahwa suaka tidak boleh ditawarkan kepada orang-orang Rusia yang melarikan diri sekarang - karena perang telah memasuki bulan kedelapan.

Mereka termasuk Lithuania, yang berbatasan dengan Kaliningrad, eksklave Laut Baltik Rusia.

"Rusia harus tinggal dan berjuang. Melawan Putin," cuit Menteri Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis dalam Twitter.

Rekannya di Latvia, juga anggota Uni Eropa yang berbatasan dengan Rusia, mengatakan eksodus menimbulkan "risiko keamanan yang cukup besar" bagi blok 27 negara dan bahwa mereka yang melarikan diri sekarang tidak dapat dianggap sebagai penentang hati nurani karena mereka tidak bertindak ketika Rusia menginvasi Ukraina pada Februari.

Satu orang yang berhasil melarikan diri ke Finlandia, mengatakan kepada Sky News bahwa mereka yang tetap tinggal dan memprotes menghadapi pembunuhan.

Baca Juga: Mobilisasi Militer Putin Gak Berhenti Meski Amerika Anggarkan Rp6,9 Triliun buat Ukraina

"Saya punya beberapa teman dan kenalan yang berada di gelombang yang sama dengan saya dan saat ini mereka berada di Azerbaijan dan Armenia dan Belarusia dan beberapa dari mereka juga di Uni Eropa," kata Aleksander, bukan nama sebenarnya.

"Mereka semua mengerti bahwa tidak mungkin membuat perbedaan saat Anda berada di Rusia, untuk membuat kebaikan, karena segera bahkan tidak mungkin untuk membicarakan apa yang terjadi bahkan di dapur Anda sendiri," imbuhnya.

“Semua protes yang diadakan di Rusia, mereka bubar. Rusia adalah negara polisi yang diperintah oleh tiran, dan mereka akan memiliki cukup banyak petugas polisi, angkatan bersenjata khusus, untuk membubarkan semua warga," ujar dia.

“Jika banyak orang turun ke jalan, mereka dapat dengan mudah menggunakan senjata. Mereka sudah mencoba metode itu di Belarus dan kami tahu bagaimana akhirnya."

"Rezim tidak akan jatuh. Rezim kuat. Mereka akan memiliki sumber daya yang cukup untuk membunuh warganya sendiri. Saya tidak ingin menjadi saksi atau peserta dari peristiwa ini," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: