Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teknologi Jadi Kunci Kemajuan Pertanian, SYL Ajak Dunia Implementasikan Digitalisasi

Teknologi Jadi Kunci Kemajuan Pertanian, SYL Ajak Dunia Implementasikan Digitalisasi Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL), resmi membuka kegiatan Global Forum sebagai awal dari rangkaian kegiatan Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20 Indonesia, di Hotel Intercontinental Jimbaran Bali pada Selasa (27/09/2021) siang. | Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL), resmi membuka kegiatan Global Forum sebagai awal dari rangkaian kegiatan Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20 Indonesia, di Hotel Intercontinental Jimbaran Bali pada Selasa (27/09/2021) siang. Forum tersebut mengusung tema Transformasi Pertanian Digital dalam Percepatan Kewirausahaan Perempuan dan Pemuda.

Dalam sambutannya, SYL mengajak dunia mengimplementasikan teknologi digital dalam sektor pertanian. Dia juga memaparkan bahwa Indonesia mengusung konsep pertanian modern yang mandiri.

Baca Juga: Fasilitasi Diskusi hingga Pertemuan Bilateral Negara G20 pada AMM 2022, Berikut Rincian Kementan

"Teknologi dan digitalisasi menjadi jawaban untuk kemajuan sektor pertanian dunia. Indonesia saat ini mengusung pertanian maju mandiri modern. Karena itu, pada pertemuan global forum ini kita bisa berbagi perspektif tentang upaya kita meningkatkan kapasitas anak muda dan perempuan dalam mengimplementasikan pertanian digital," ungkap SYL dalam sambutannya, dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

SYL menilai, para wirausaha muda ini dapat menjadi pengusaha inovatif melalui perannya sebagai produsen, distributor, pemasar, dan penjual dengan menggunakan teknologi dan model bisnis yang inovatif.

"Pada era Industri 4.0 saat ini, kegiatan pertanian tidak lagi mengandalkan tenaga kerja manual, tetapi menggabungkan mekanisasi dengan teknologi digital yang dapat mengondisikan usaha budi daya pertanian menjadi lebih presisi," jelasnya.

Keterlibatan wirausaha muda berbakat, kata SYL, dalam pembangunan pertanian menjadi agenda utama di banyak negara, termasuk negara anggota G20. Berdasarkan hal tersebut, dia mengatakan bahwa banyak negara, termasuk Indonesia, telah melakukan berbagai upaya untuk memahami karakteristik yang khas dari para wirausaha muda, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, dan mengidentifikasi metode terbaik untuk mengembangkan bakat.

Dengan demikian, SYL mengajak seluruh negara anggota G20 untuk membangun semangat bekerja sama yang sejalan dengan tema besar G20 Presidensi Indonesia, yaitu recovery together recovery stronger.

"Kita tidak lagi bicara atas nama bangsa sendiri, tapi harus bicara atas nama bangsa-bangsa G20. Mari kita bicarakan hal-hal yang bisa mempersatukan. Semua perbedaan semestinya bisa kita satukan dalam waktu singkat," ujarnya. 

SYL mengungkapkan, Indonesia siap bekerja sama dengan negara-negara lain, terutama dalam menghadapi krisis pangan. Dia juga menyebut bahwa Indonesia membutuhkan kontribusi negara-negara terkait untuk menghadapi berbagai krisis pangan.

"Indonesia membutuhkan negara lain. Negara Bapak dan Ibu juga membutuhkan kami. Forum AMM bisa menjadi kesempatan bagi kita semua untuk menghilangkan barrier dalam menjaga rantai pasok dunia," sebutnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Food and Agriculture Organization (FAO) Qu Dongyu turut mendukung kerja sama dunia. Saat memberikan keynote speech, Qu mengungkapkan bahwa dibutuhkan komitmen untuk menjadikan pertanian dunia lebih baik sehingga dibutuhkan cara bekerja yang efisien, efektif, dan inovatif.

"Sistem digital adalah masa depan pertanian dunia. Suka atau tidak suka, kita saat ini berada di fase transisi sektor pertanian," jelasnya.

Baca Juga: Dorong Kemandirian Petani Indonesia, SYL Sebut Kementan dapat Tantangan dari Jokowi, Apa Itu?

Qu menegaskan kembali dukungannya terhadap upaya Indonesia untuk mengembangkan strategi e-agrikultur nasional termasuk panduan integritas data pertanian dalam penggunaan informasi geospasial.

"Digitalisasi memainkan peran penting dalam mempercepat kemajuan menuju pencapaian Sustainable Development Goals dengan mendiversifikasi pendapatan dan membuka lapangan kerja dan peluang bisnis di dalam dan di luar pertanian, terutama bagi generasi baru petani dan kaum muda," ungkapnya.

Ia juga memuji pendirian Agriculture War Room di Kementerian Pertanian RI yang menggunakan teknologi digital canggih untuk meningkatkan pengambilan keputusan berbasis data dan bukti lapangan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi selaku penanggung jawab kegiatan Global Forum mengungkapkan, partisipasi anak muda bisa menjadikan sektor pertanian, termasuk di wilayah pedesaan, menjadi lebih produktif dan menarik.

"Kami saat ini berupaya untuk bisa memahami karakteristik kelompok anak muda, termasuk perempuan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif, serta mencarikan metode terbaik untuk mengasah bakat mereka dalam bertani," jelas Dedi.

Dedi pun menyebutkan pihaknya akan memaksimalkan Global Forum sebagai wadah untuk berbagi kebijakan, program pengembangan, serta strategi dan program dalam transformasi pertanian digital untuk mengakselerasi kewirausahaan muda dan perempuan.

Diskusi Global Forum dibuka oleh penyampaian short statement dari menteri pertanian dan perwakilan dari negara Turki, Kanada, Amerika Serikat, Italia, dan Afrika Selatan yang dilanjutkan oleh diskusi panel. Sesi pertama diskusi panel diisi oleh IFAD, CGIAR, GIZ, dan MAFF-Jepang. Sementara sesi kedua diisi oleh start-up dan perusahaan global, yaitu PT Bali Organik Subak dari Indonesia, Pinduoduo dari Cina, AgUnity dari Australia, dan Microsoft Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: