Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Ajak Negara Anggota G20 Terapkan Pertanian Digital

Indonesia Ajak Negara Anggota G20 Terapkan Pertanian Digital Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia mengajak negara-negara anggota G20 untuk mengimplementasikan pertanian digital guna memajukan sektor pangan dunia.

Dengan pertanian digital, akan tercipta proses praproduksi, produksi, panen, pascapanen, dan distribusi pangan yang lebih presisi. Hal itu dikatakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat membuka secara resmi membuka kegiatan Global Forum sebagai awal dari rangkaian kegiatan Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20 Indonesia di Bali, kemarin.

Mengangkat tema “Transformasi Pertanian Digital dalam Percepatan Kewirausahaan Perempuan dan Pemuda”, Syahrul mengajak dunia mengimplementasikan teknologi digital dalam sektor pertanian. 

“Pada era Industri 4.0 saat ini, kegiatan pertanian tidak lagi mengandalkan tenaga kerja manual tetapi menggabungkan mekanisasi dengan teknologi digital yang dapat mengkondisikan usaha budi daya pertanian menjadi lebih presisi,” jelasnya

 Syahrul menambahkan bahwa teknologi dan digitalisasi menjadi jawaban untuk kemajuan sektor pertanian dunia. Indonesia sendiri saat ini mengusung pertanian maju mandiri modern.

“Karena itu, pada pertemuan global forum ini kita bisa berbagi perspektif tentang upaya kita meningkatkan kapasitas anak muda dan perempuan dalam mengimplementasikan pertanian digital,”Ucapnya.

Menurutnya para wirausaha muda ini dapat menjadi pengusaha inovatif melalui perannya sebagai produsen, distributor, pemasar, dan penjual dengan menggunakan teknologi dan model bisnis yang inovatif.

Baca Juga: Bulog Gelontorkan 650 Ribu Ton Beras untuk Operasi Pasar

Pelibatan wirausaha muda berbakat, termasuk perempuan, dalam pembangunan pertanian telah menjadi agenda utama di banyak negara, termasuk negara anggota G20.

Terkait hal ini, banyak negara, termasuk Indonesia yang telah melakukan berbagai upaya untuk memahami karakteristik yang khas dari para wirausaha muda, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi mereka, dan mengidentifikasi metode terbaik untuk mengembangkan bakat mereka.

“Kita tidak lagi bicara atas nama bangsa sendiri, tapi harus bicara atas nama bangsa-bangsa G20. Mari kita bicarakan hal-hal yang bisa mempersatukan. Semua perbedaan semestinya bisa kita satukan dalam waktu singkat,” ujarnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: