Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

CIA: Kami Peringatkan Jerman akan Ada Serangan di Laut Baltik

CIA: Kami Peringatkan Jerman akan Ada Serangan di Laut Baltik Kebocoran gas di Nord Stream 2 terlihat dari pencegat F-16 Denmark di Bornholm, Denmark 27 September 2022. | Kredit Foto: Reuters/Scanpix/Komando Pertahanan Denmark/Forsvaret
Warta Ekonomi, Berlin -

Jerman rupanya telah diperingatkan oleh Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat beberapa pekan lalu tentang kemungkinan serangan terhadap pipa gas di Laut Baltik.

Laporan ini telah dimuat oleh majalah Jerman Spiegel pada Selasa (27/9/2022), usai tersiar kabar kebocoran gas di jalur pipa Rusia ke Jerman.

Baca Juga: Swedia: Kami Selidiki Plot Jahat di Balik Kebocoran Pipa Gas Rusia

Spiegel melaporkan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, pemerintah Jerman menerima laporan CIA di musim panas. Berlin mengasumsikan serangan yang ditargetkan pada jalur pipa Nord Stream 1 dan 2.

Atas kabar tersebut, Spiegel menyatakan, juru bicara pemerintah Jerman menolak berkomentar. Sebelumnya, Kementerian Ekonomi Jerman mengumumkan pipa Nord Stream 1 yang menghubungkan Rusia ke Eropa telah melaporkan penurunan tekanan.

Kondisi ini terjadi hanya beberapa jam setelah kebocoran dilaporkan pada pipa Nord Stream 2 di Laut Baltik di Denmark.

Kedua pipa tersebut membawa gas alam dari Rusia ke Eropa. Sementara pipa Nord Stream 2 tidak pernah beroperasi, Nord Stream 1 telah membawa gas Rusia ke Jerman sampai awal bulan ini.

Pipa gas Nord Stream 2 sudah selesai ketika Kanselir Jerman Olaf Scholz menangguhkan sertifikasinya pada malam invasi Rusia ke Ukraina terjadi.

Operator jaringan pipa gas Nord Stream AG mengatakan, sistem pipa gas Nord Stream di tiga jalur lepas pantai mengalami kerusakan secara berbarengan. Kerusakan tersebut belum pernah terjadi sebelumnya.

Atas insiden terbaru ini, negara-negara Eropa pun melakukan penyelidikan atas terjadinya kebocoran pada kedua jalur pipa itu. Istana Kremlin bahkan menegaskan, tidak mengesampingkan sabotase sebagai alasan di balik kerusakan jaringan pipa tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: