PT Anson Esindo Lestari (Anson Company) baru-baru ini menandatangani kerja sama dengan PT Alpine Cool Utama (Alpine) untuk mendorong transformasi bisnis rantai pendingin di Indonesia melalui berbagai inovasi dan diversifkasi produk, serta memperluas akses terhadap sistem dan produk pendingin yang lebih berkualitas dan higienis ke lebih banyak masyarakat Indonesia.
Kerja sama yang bersifat strategis ini berlangsung hingga akhir 2024, dan akan diwujudkan dalam bentuk 60 miliar purchase order (PO) dan 40 miliar letter of intent (LoI) untuk penyediaan 10.000 cold storage pallet di berbagai lokasi; revitalisasi pabrik pengolahan perikanan di Sungailiat, Bangka Belitung; ekspansi proyek tube ice di Jakarta sebesar 60 ton yang akan dikembangkan ke daerah lainnya seperti ke Bangka Belitung, Palembang, Balikpapan, Bali, dan Lampung; dan serta meningkatkan kapasitas pabrik block ice di lokasi yang sama dari saat ini sebesar 214 ton per hari menjadi 500 ton per hari sampai dengan tahun 2024.
Dennis Rendiwinata, CEO Anson Company mengatakan, Anson Company terus berinovasi dan berkolaborasi untuk memperkuat posisi sebagai salah satu perusahaan rantai pendingin terintegrasi yang paling cepat berkembang di Indonesia.
Di mana Alpine merupakan perusahaan sistem pendingin terbesar di Indonesia sekaligus salah satu mitra paling penting.
"Kami optimistis kerja sama ini akan memperluas pangsa pasar dan bisnis rantai pendingin Anson Company, dan menjadikan kami sebagai solusi bagi customer (B2C) maupun pemain industri dalam pasar pendingin di Indonesia (B2B)” kata Dennis Rendiwinata, CEO Anson Company, dalam keterangan media, Jumat (30/9/2022).
Stephen Sen, CEO PT Alpine Cool Utama menambahkan, Anson sebagai salah satu mitra strategis kami, dengan pengalaman luas serta keahlian di industri rantai pendingin sejak 1973.
Di mana Anson merupakan salah satu pionir dalam melakukan export hasil laut ke luar negeri serta rantai pendingin lainnya (pabrik es balok dan penyewaan cold storage) di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Papua.
"Hal ini akan membantu kami dalam mengembangkan produk dan dengan pengalaman panjang tersebut serta kecakapan Anson, maka hal tersebut pasti akan membantu kami dalam mengembangkan produk yang lebih baik dan memberikan nilai tambah atas kerjasama dan inovasi kami kepada para pelanggan dan mitra kami,” ujar Stephen.
Target dari pelaku industri rantai dingin tahun ini bisa mencapai 35% Year on Year (YoY) atau 109.000 ton (2021) menjadi 150.000 ton (2022). Sebelumnya, realisasi pertumbuhan industri rantai pasok dingin di 2020-2021 mencapai 9% (98.000-109.000 ton) dan target awalnya 120.000 ton. Sepanjang kuartal I/2022, kontrak instalasi rantai dingin sudah menyentuh 40.000 ton, dan ini menjadi dasar keyakinan Asosiasi.
Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) akan peningkatan target pertumbuhan 35% di tahun ini. Faktor pemicu pertumbuhan logistik rantai dingin di 2022, adalah tingginya tren pengiriman makanan olahan beku serta kebutuhan penyimpanan untuk distribusi vaksin COVID-19 dosis ketiga (booster). Permintaan instalasi rantai dingin di luar Pulau Jawa juga bermunculan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: