Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peningkatan Ekspor Sawit Bantu Indonesia Selamat dari Ancaman Resesi

Peningkatan Ekspor Sawit Bantu Indonesia Selamat dari Ancaman Resesi Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ancaman dampak resesi dunia terhadap perekonomian Indonesia perlu diantisipasi melalui kebijakan pemerintah yang kreatif dan memberikan relaksasi kepada komoditas berorientasi ekspor. Direktur Eksekutif INDEF, Dr. Tauhid Ahmad, mengatakan Indonesia memiliki tiga komoditas unggulan yang berkontribusi bagi perekonomian, yaitu besi dan baja, sawit, dan batu bara.

"Sebenarnya, Indonesia bisa selamat dari resesi karena diuntungkan dari kenaikan harga komoditas global sehingga menambah pendapatan negara," kata Tauhid Ahmad dalam diskusi virtual bertema Ancaman Resesi, Peningkatan Ekspor Non Migas dan Dampak Penerapan kebijakan Ekspor CPO, yang diselenggarakan Forum Jurnalis Sawit (FJS), dilansir dari laman Majalah Sawit Indonesia pada Selasa (4/10/2022). 

Baca Juga: Komitmen Industri Batik Gunakan Lilin Berbahan Minyak Sawit yang Berkelanjutan

Oleh karena itu, dikatakan Tauhid, pemerintah perlu memberlakukan regulasi pro komoditas ditengah ketidakpastian global yang tinggi, terutama dengan melonjaknya harga komoditas pangan dan energi menjadi tantangan bagi perekonomian nasional. Tauhid masih menyakini bahwa CPO atau minyak sawit masih menjadi komoditas yang menyumbangkan pundi-pundi besar terhadap devisa negara.

Sebagai produsen sawit terbesar di dunia, dijelaskan Tauhid, kebijakan yang dibuat pemerintah akan berimplikasi terhadap perdagangan dunia. Misalnya saja, saat diberlakukannya larangan ekspor, harga CPO domestik dan harga TBS petani sawit turut terdampak. 

"Kendati larangan ekspor dicabut, tidak serta merta membuat harga kembali normal. Malahan (harga) turun drastis. Hal ini membuat pemerintah membuat kebijakan penghapusan pungutan ekspor sampai Oktober," urainya.

Disampaikan Tauhid, saat ini masih ada beberapa kebijakan yang justru membatasi kegiatan ekspor minyak sawit. Kebijakan yang dimaksud yakni Bea Keluar, Pungutan Ekspor, Domestic Market Obligation (DMO), Domestic Price Obligation (DPO), Persetujuan Ekspor, dan Flush Out.

Baca Juga: Astra Agro Komitmen Jalankan Bisnis Kelapa Sawit Berkelanjutan

CPO dunia bergerak ke arah normal, tetapi kata Tauhid, pemerintah tetap mempertahankan skenario DMO. Komposisi DMO 1:9 perlu dikaji lagi dikarenakan stok CPO Indonesia masih cukup banyak.

Perlu diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berkontribusi sebesar Rp112,82 triliun bagi perekonomian Indonesia sepanjang kuartal I/2022. Angka ini setara 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: