Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bill Gates: Nyuruh Orang-Orang untuk Berhenti Makan Daging Tidak Menyelesaikan Krisis Iklim

Bill Gates: Nyuruh Orang-Orang untuk Berhenti Makan Daging Tidak Menyelesaikan Krisis Iklim Kredit Foto: Instagram/thisisbillgates
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder filantropis Bill Gates mengungkap krisis iklim tidak akan selesai hanya dengan mengharapkan orang-orang untuk mengubah gaya hidup mereka karena kekhawatiran tentang lingkungan.

"Siapa pun yang mengatakan menyuruh orang berhenti makan daging atau ingin memiliki rumah yang bagus pada dasarnya akan mengubah keinginan manusia, menurut saya, itu terlalu sulit," kata Bill Gates kepada podcast Zero dari Bloomberg. "Anda dapat membuat kasus untuk itu, tapi saya tidak berpikir itu realistis."

Melansir Business Insider di Jakarta, Selasa (4/10/22) miliarder pendiri Microsoft ini juga membahas RUU iklim AS di podcast dan mengatakan bahwa perubahan iklim tidak dapat diselesaikan tanpa inovasi.

Baca Juga: Sedih Baca Prediksi Bill Gates, Katanya Dunia Akan Mengalami Masa-Masa Sulit Hingga 5 Tahun ke Depan

"Kami bahkan tidak mencoba membuat terobosan, seperti menemukan cara ekonomi pembuatan avtur, semen atau baja," katanya. "Alat yang ada hanya berlaku untuk area seperti pembangkit listrik dan tidak berlaku untuk sebagian besar emisi."

Gates telah lama menjadi pendukung inovasi perubahan iklim. Pada tahun 2015 ia mendirikan TerraPower, yang merancang reaktor nuklir, serta meluncurkan Breakthrough Energy, sebuah kendaraan investasi yang telah berinvestasi di hampir 100 perusahaan energi bersih.

Gates juga telah mendanai sejumlah start-up termasuk Turntide, yang menciptakan motor listrik hemat energi, serta start-up lithium Mangrove Lithium. Tahun lalu ia menerbitkan buku berjudul "Cara Menghindari Bencana Iklim" yang menyerukan inovasi iklim.

Orang terkaya kelima di dunia ini juga mengatakan bahwa ia memainkan peran kunci dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi, yang telah mengalokasikan hampir USD370 miliar (Rp5.643 triliun) untuk membantu mengurangi emisi karbon AS sebesar 40% selama delapan tahun ke depan.

"Saya melibatkan pemerintah dan RUU terbaru ini saya secara pribadi terlibat dalam banyak hal yang tertulis di dalamnya dan bekerja dengan para senator kunci pada bulan lalu untuk mengesahkannya," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: