Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendadak NATO Mau Uji Ketahanan Psikologis Warga Sipil Ini, Hati-hati!

Mendadak NATO Mau Uji Ketahanan Psikologis Warga Sipil Ini, Hati-hati! Kredit Foto: Reuters/Ints Kalnins
Warta Ekonomi, Moskow -

Ibu kota Latvia, Riga, akan berubah menjadi medan perang tiruan bagi pasukan NATO selama beberapa hari ke depan, militer negara itu telah memperingatkan.

Latihan perang, yang merupakan bagian dari latihan tahunan Namejs 2022, akan berlangsung di beberapa lokasi di seluruh kota antara 5 dan 9 Oktober.

Baca Juga: Ada Instruksi dari Presiden Putin buat Pasang Mata Saat Ukraina Gabung NATO

“Angkatan Bersenjata Nasional meminta warga untuk memperlakukan latihan militer yang sedang berlangsung dengan pengertian. Tujuan mereka adalah untuk meningkatkan kemampuan pertahanan nasional yang komprehensif dan memperkuat keamanan regional,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

Selama beberapa hari terakhir, pihak berwenang telah berulang kali memperingatkan latihan yang akan datang, merilis beberapa pernyataan tentang lokasi yang tepat dari acara mendatang.

Latihan multinasional Namejs 2022, yang diadakan di negara itu setiap tahun sejak 2014, melibatkan sekitar 8.000 personel layanan, dengan pasukan lokal dan Forward Presence Battle Group Latvia, NATO Force Integration Unit Latvia, dan unit lain dari aliansi yang dipimpin AS.

Pelatihan perkotaan “dalam kondisi realistis” dirancang untuk mengasah keterampilan bertarung para prajurit, dan untuk meningkatkan kerja sama antara berbagai unit dan cabang militer.

Selain itu, latihan ini penting untuk “memperkuat ketahanan psikologis masyarakat,” karena menunjukkan “setiap warga negara bahwa kami akan melakukan segalanya untuk melindungi negara,” tegas militer.

Peringatan publik yang terus-menerus tentang latihan yang akan datang sangat intens, tampaknya, setelah kegagalan tahun lalu, ketika pelatihan militer perkotaan serupa selama latihan Namejs 2021 mengejutkan penduduk Riga.

Pada kesempatan itu, militer gagal memberikan peringatan yang koheren tentang pelatihan tersebut, dengan rekaman yang beredar tentang warga sipil yang terjebak dalam baku tembak tiruan. Kehebohan publik memaksa militer untuk meminta maaf.

“Selama latihan seperti itu, kami hanya menggunakan kartrid kosong, yang mengeluarkan suara tetapi tidak membahayakan kesehatan dan kehidupan orang lain. Dalam hal ini, kartrid kosong juga digunakan, dan situasi ini adalah kesalahpahaman yang pahit, untuk itu kami mohon maaf,” kata kementerian saat itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: