Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Polisi Iran Masuk Kampus, Suasana Mencekam Sulit Dihindari Lagi karena...

Polisi Iran Masuk Kampus, Suasana Mencekam Sulit Dihindari Lagi karena... Kredit Foto: Reuters/WANA
Warta Ekonomi, Teheran -

Polisi Iran dikerahkan ke universitas-universitas di beberapa kota pada Rabu (5/10/2022), meningkatkan ketegangan protes kematian Mahsa Amini oleh polisi moral yang sudah berlangsung lebih dari dua minggu.

Polisi anti huru hara menyebar di kota-kota Urmia, Tabriz, Rasht dan ibukota Teheran, khususnya di sekitar universitas yang telah menjadi titik fokus protes dalam beberapa hari terakhir, kata para saksi mata.

Baca Juga: Gak Pake Hijab Saat Makan di Tempat Umum, Wanita Iran Akhirnya Dibui

"Ada banyak pasukan keamanan di sekitar Universitas Teheran. Saya bahkan takut untuk meninggalkan kampus. Banyak mobil polisi menunggu di luar untuk menangkap mahasiswa," kata seorang mahasiswa di Teheran.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan ribuan orang telah ditangkap dan ratusan terluka dalam tindakan keras yang dilakukan oleh pasukan keamanan termasuk Basij, milisi sukarelawan yang berafiliasi dengan Pengawal Revolusi Iran (IRGC).

Kelompok hak asasi manusia menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 150.

Pihak berwenang telah melaporkan banyak kematian di antara pasukan keamanan, menuduh musuh asing termasuk Amerika Serikat ikut campur untuk mengacaukan Iran.

Video yang dibagikan di media sosial pada Rabu (5/10/2022) menunjukkan gadis-gadis sekolah menengah di Teheran melepas jilbab mereka dan meneriakkan "Matilah (Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali) Khamenei".

Dalam sebuah rekaman yang dikatakan telah difilmkan di sebuah sekolah di Shiraz pada hari Selasa, sekitar 50 murid perempuan mengepung seorang anggota Basij yang telah diundang untuk memberikan pidato, meneriakkan "Basij tersesat" dan "matilah Khamenei".

Reuters tidak dapat memverifikasi video secara independen.

Orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat di seluruh Iran telah bergabung dalam protes sejak Amini, seorang Kurdi Iran, meninggal setelah ditahan di Teheran pada 13 September karena "pakaian yang tidak pantas".

Kematian seorang gadis berusia 17 tahun sejak dimulainya protes telah menjadi titik fokus kemarahan pengunjuk rasa lainnya, dengan aktivis di Twitter mengatakan Nika Shakarami terbunuh di Teheran saat berdemonstrasi atas kematian Amini.

Media pemerintah mengatakan pada hari Rabu sebuah kasus peradilan telah dibuka atas kematian Shakarami, mengutip para pejabat yang mengklaim itu tidak ada hubungannya dengan kerusuhan, dan bahwa dia telah jatuh dari atap dan tubuhnya tidak mengandung luka peluru.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: