Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemdaprov Jabar) melalui kegiatan Road West Java Festival 2022 mendorong para pelaku UMKM naik kelas. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag Jabar), Iendra Sofyan, mengatakan lebih dari 4,6 juta UMKM di Jabar yang perlu ditingkatkan kualitas produk dan perdagangannya.
Selain itu, agenda ini juga sebagai peringatan Hari Kopi Dunia pada 1 Oktober dan untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam di Jawa Barat yang cukup potensial dan masih banyak belum tergali, seperti potensi bahan baku atau yang memiliki nilai tambah.
Oleh karena itu, perlu kolaborasi dari mulai Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Pemda Kabupaten/Kota juga institusi lain di luar pemerintahan.
Baca Juga: Apindo Jabar Gaet PT Pos Indonesia Kembangkan Bisnis Logistik
"Antarorganisasi perangkat dinas (OPD) pun di dalam perlu dilakukan suatu kolaborasi," kata Iendra kepada wartawan dalam acara Jabar Punya Informasi (JAPRI) di Plaza Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (8/10/2022)
Kegiatan ini juga dilakukan sebagai antisipasi isu global yakni perubahan iklan dengan mempersiapkan ketahanan pangan di wilayah Jawa Barat.
"Saya kira di momen ini suatu yang pas untuk mengkolaborasikan aspek tadi menjadi suatu momentum," jelasnya.
Iendra mengungkapkan UMKM di Jawa Barat dalam melakukan ekspor produk maupun memenuhi kebutuhan dalam negeri masih terkendala administrasi. Meskipun, untuk administrasi pendistribusian produk di dalam negeri tidak terlalu ketat peraturannya.
Baca Juga: Bank Indonesia Jabar Kembali Hadirkan Lomba Jurnalistik, Hadiahnya Gak Main-main!
Ada beberapa kendala yang dihadapi UMKM di antaranya kualitas dalam bentuk sertifikat halal, sertifikasi kesehatan, dan lainnya.
Indag Jabar pun melakukan pengawasan melalui BPOM dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat yang dilakukan ke berbagai pasar tradisional seperti ikan, ayam, telur, dan lainnya.
"Jadi kualitas baik kesehatan maupun keamanan yang harus diperhatikan UMKM," katanya.
Selanjutnya, kuantitas UMKM memerlukan agregator dari yang skala kecil ke besar sehingga nanti disatukan. Seringkali UMKM tidak sanggup menyediakan produk hingga satu kontainer. Tapi jika digabungkan dengan UMKM lainnya maka akan mampu memenuhi kebutuhan pasar. UMKM juga terkendala kontinuitas. Artinya, masih terbatas priduknya untuk memenuhi permintaan pasar.
Baca Juga: Menteri Bahlil: Jabar Surga Investasi Bagi Pemodal
Menurutnya, kendala lainnya pun berhubungan dengan proses kemasan yang dilakukan UMKM harus memiliki nilai estetika dan keamanan.
"Juga harus memperhatikan keselamatan. Jadi jangan sampai ada bahan yang bercampur dengan makanan yang akan menimbulkan penyakit," jelasnya.
Melihat kondisi tersebut, lanjut Iendra, harus dilakukan pembinaan kelembagaan UMKM. Maka Dinas KUKM Jabar memiliki tugas untuk memproses kelembagaan UMKM termasuk juga mengelola keuangannya.
"Sedangkan secara sektoral komoditas masing-masing bergerak seperti DKPP, Dinas Perkebunan dan DTPH itu secara komoditas mereka bergerak meningkatkan produksi. Baik secara kualitas maupun kuantitas," ungkapnya.
Baca Juga: Dukung UMKM Termasuk Ekonomi Desa, BRI Kembali Gelar Program Desa BRILian Batch III 2022
PIt. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI, Syailendra, mengungkapkan hampir seluruh komoditas yang ada di Jabar seperti hortikultura maupun perkebunan banyak dibutuhkan bukan hanya di dalam negeri melainkan manca negara.
Dia meminta agar lebih mengutamakan pasokan kebutuhan pangan di dalam negeri dibandingkan dengan ekspor.
"Apa yang diperlukan oleh masyarakat jangan sampai kekurangan. Jangan sampai kita ekspor ternyata dalam waktu yang sama kita impor produk yang sama," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: