Rudal Balistik Bikin Ketar-Ketir, Amerika Ngaku Tetap Bahas Denuklirisasi Korea Utara
Denuklirisasi Korea Utara akan tetap menjadi fokus pembicaraan penting bagi Amerika Serikat, setelah Pyongyang meluncurkan rudal balistik ketujuh dalam dua pekan.
"Kami ingin melihat denuklirisasi semenanjung Korea, dapat diverifikasi, lengkap, dan kami telah berkomunikasi dengan Korut," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby dalam program ABC “This Week”, Minggu (9/10/2022).
Menurut dia, tawaran untuk melakukan pembicaraan tetap berada di atas meja. Namun Kirby menyebut, pemimpin Korut Kim Jong-un memutuskan untuk tak menerima penawaran tersebut.
“Justru sebaliknya: Sekarang dia (Kim Jong-un) telah meningkatkan program rudal balistiknya. Dia jelas tidak meninggalkan ambisi senjata nuklirnya,” ucap Kirby.
Pada Minggu dini hari lalu, Korut kembali menembakkan dua rudal balistik. Itu merupakan peluncuran rudal ketujuh yang dilakukan Pyongyang dalam kurun waktu dua pekan.
Menurut Wakil Menteri Pertahanan Jepang Toshiro Ono, Korut melepaskan rudal pertamanya pada pukul 01.47. Sementara rudal kedua, diluncurkan enam menit kemudian.
Ono mengungkapkan, rudal tersebut mencapai ketinggian 100 kilometer dengan daya jangkau 350 kilometer.
Kedua rudal yang ditembakkan Korut jatuh di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang. Menurut AS, peluncuran rudal terbaru oleh Korut tidak mengancam keamanan personel mereka maupun sekutu.
“Komitmen AS pada pertahanan Republik Korea (Korea Selatan) dan Jepang masih kuat,” kata Komando Indo-Pasifik AS yang berbasis di Hawaii.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto