Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mencapai Target Penurunan Kemiskinan Ekstrem, Suharso: Targetkan Leher Burungnya agar Tepat Sasaran

Mencapai Target Penurunan Kemiskinan Ekstrem, Suharso: Targetkan Leher Burungnya agar Tepat Sasaran Kredit Foto: Martyasari Rizky
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, optimistimis target penurunan kemiskinan mencapai 0% di tahun 2024 dapat tercapai. Sebelumnya, Bank Dunia merilis perhitungan pada Februari 2022 kemarin bahwa kemiskinan ekstrem Indonesia alami penurunan menjadi 2,04%.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan bahwa upaya pertama yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan ekstrem ialah dengan meningkatkan kapasitas kelompok miskin ekstrem. Yang kedua, membantu masyarakat miskin dengan program-program yang sudah dijalankan oleh pemerintah sekarang ini.

Baca Juga: Atasi Kemiskinan, Penanggulangannya Harus Sistematis dan Terencana

"Namun, yang paling penting sebenarnya, kepada soal kemiskinan ekstrem ini mengenai data basisnya. Jadi, basis datanya itu yang sedang kami perbaiki, misalnya kemarin dari sisi skala pengelompokan kelompok miskin dan miskin ekstrem ada perubahan dari Bank Dunia dan cara perhitungannya sehingga kemudian relatively sekarang sudah di angka 2% untuk kemiskinan ekstrem," kata Suharso saat ditemui awak media setelah acara Bincang-bincang Regsosek, di The Westin Jakarta, Senin (10/10/2022).

"Yang tadinya (angka kemiskinan Indonesia) kita hitung dari 4% sudah turun. Sekarang sudah turun dengan angka yang baru itu sekitar 2%. Ini artinya tahun 2023, paling engga turun 1% (jadi 1%), tahun 2024 turun lagi 1% (jadi 0%, sesuai target pemerintah)," imbuhnya. 

Lebih lanjut, Suharso menyampaikan, dalam menurunkan target angka kemiskinan agar tepat sasaran, pendekatannya ialah dengan menentukan targetnya sejak awal. Seperti halnya, sudah menargetkan untuk memanah leher burung sehingga target akan tepat sasaran. Tentunya dengan basis data yang tersedia, pemerintah akan melihat populasi-populasi di daerah mana yang paling miskin secara ekstrem.

"Jadi kalau mereka yang benar-benar dibantu mudah-mudahan dari daya belinya untuk sementara, kemudian yang kedua mereka diberi kesempatan untuk meningkatkan kapasitas mereka, jadi capacity building-nya dikembangkan. Nah dengan sendirinya ada ketahanan untuk mereka tidak jatuh lagi ke kemiskinan," pungkas Suharso.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: