Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bandingkan Cara Ahok Tangani Banjir, Ade Armando: Anies Hanya Berdoa Semoga Tidak Hujan, Tapi Doanya Tak Manjur!

Bandingkan Cara Ahok Tangani Banjir, Ade Armando: Anies Hanya Berdoa Semoga Tidak Hujan, Tapi Doanya Tak Manjur! Kredit Foto: Instagram/Ade Armando

"Di masa kampanye Gubernur DKI 2016-2017 Anies bilang banjir bukan bencana alam ini soal manajemen volume air. Tapi nyatanya dia tidak pernah menerapkan manajemen arus air dengan terencana dan sistematis," jelasnya.

"Ahok menerapkan normalisasi sungai dengan melebarkan daerah aliran sungai sehingga air bisa dengan cepat mengalir ke laut. Ini yang dilecehkan Anies. Kata Anies program Ahok itu melawan sunatullah atau hukum Allah. Di seluruh dunia kata Anies air dari langit itu seharusnya diserap ke bumi bukan dialirkan ke laut. Karena itu yang dibangun katanya seharusnya bukan gorong-gorong raksasa tapi memastikan air dengan segera terserap ke tanah," tambahnya.

"Dia bilang dia akan melakukan program naturalisasi sungai. Masalahnya itu berhenti di kata-kata. Kita tidak pernah melihat Pemprov DKI menerapkan naturalisasi sungai. Anies bicara program menghidupkan ekosistem sungai dan waduk dan mengembangkan tanaman di tepi sungai. Naturalisasi berarti mengganti dinding sungai dari beton menjadi kawasan hijau untuk melindungi ekosistem,".

"Tapi semua serba tidak jelas, tidak ada eksekusinya secara berkelanjutan. Jadi normalisasi distop naturalisasi tidak pernah dijalankan. Bukti bahwa Anies tidak menganggap urusan banjir sebagai prioritas adalah ketika pada 2019 Anies memotong anggaran penanggulangan banjir dari Rp 850 miliar menjadi Rp 350 miliar.

"Jadi bisa dipahami bahwa ketika setiap tahun saat hujan turun extra lebat Jakarta terendam. Celakanya ini seperti tidak memberi pelajaran apa-apa. Buat Anies mungkin hanya banyak berdoa agar hujan lebat tidak turun. Kini terbukti doa-doa Anies tidak manjur, hujan kembali lebat dan Jakarta kembali terendam.

"Tanpa program yang jelas rakyat Jakarta akan terus menjadi korban. Program normalisasi sungai yang semula direncanakan sepanjang 33 km oleh Ahok hingga 2017. Ini sebenarnya sudah dilakukan normalisasi sungai sepanjang 16 km. Kini dihentikan Anies, ia sekedar bicara kosong ketika mengatakan akan membangun sumur-sumur resapan air di seluruh Jakarta. Teorinya sih indah tapi pelaksanaannya sembarangan, awut-awutan dan malah mencelakakan," tutupnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: