Waste4Change mengumumkan pendanaan Seri A senilai US$5 juta atau setara Rp76,9 miliar. Pendanaan ini diperoleh melalui putaran pendanaan oleh AC Ventures dan PT Barito Mitra Investama.
Dana ini akan digunakan perusahaan untuk modal perluasan jangkauan dan meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah. Rencananya, kapasitas pengelolaan sampah akan ditingkatkan hingga 100 ton per hari dalam 18 bulan ke depan serta mencapai lebih dari 2.000 ton per hari dalam lima tahun ke depan.
Guna mewujudkan hal tersebut, Waste4Change akan melibatkan pengintegrasian lebih banyak teknologi digital ke dalam proses pemantauan dan perekaman aliran pengelolaan limbah dan otomatisasi fasilitas pemulihan material.
Baca Juga: Startup F&B Haus! Targetkan Ekspansi dan Pertumbuhan Lebih Agresif di 2023
Waste4Change juga akan memperkuat kemitraan dengan sektor persampahan informal di Indonesia yang saat ini didukung oleh pemulung, bank sampah, kios sampah, dan pengumpul sampah.
"Dibandingkan dengan apa yang kami alami di tahun 2014, pasar saat ini semakin matang," kata Mohamad Bijaksana Junerosano, Founder dan CEO Waste4Change, dalam keterangan tertulis, Jumat (14/10/2022). "Kami akan melakukan apapun yang kami bisa untuk memberikan solusi dalam setiap kebutuhan pengelolaan sampah."
Waste4Change hadir di 21 kota di Indonesia, mengelola lebih dari 8.000 ton sampah per tahun. Perusahaan telah mengumpulkan sampah dari 100+ klien B2B dan 3.450+ klien rumah tangga. Sejak 2017, telah memperoleh skor CAGR 55,1%.
Pelanggan diminta untuk memilah sampahnya sesuai dengan panduan Waste4Change. Kemudian, Waste4Change akan mengirimkan tim untuk datang ke lokasi mereka guna mengambil sampah secara langsung, kemudian memberikan laporan detail setelah proses selesai. Pelanggan juga memiliki pilihan untuk membawa sampah ke salah satu titik drop-off Waste4Change atau mengirim sampah mereka ke Waste4Change.
Waste4Change saat ini memiliki 108 karyawan dan 141 operator pengelolaan sampah. Perusahaan berencana untuk menambah 52 orang tambahan ke dalam timnya dan melibatkan lebih dari 300 sektor informal dan UKM di sektor limbah (sejumlah personel internal dan eksternal) untuk terus mendorong pertumbuhan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti