Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menkop-UKM Berdialog dengan Mahasiswa di Solo Bahas Wirausaha

Menkop-UKM Berdialog dengan Mahasiswa di Solo Bahas Wirausaha Kredit Foto: Kemenkop-UKM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop-UKM) Teten Masduki berdialog dengan para mahasiswa pada acara Young Entrepreneur Wanted di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said, di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (13/10). Mereka membahas segala hal terkait dunia wirausaha di kalangan mahasiswa.

"Siapa yang ingin menjadi pengusaha?" tanya Menkop-UKM pada acara dialog tersebut dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/10/2022).

Baca Juga: Kemenkop-UKM Dorong Penguatan Koperasi Pertanian di Forum ACEDAC dan ASWGAC Meeting

Hampir semua mahasiswa yang hadir di Gedung Serba Guna Kampus UIN Surakarta pun mengacungkan tangannya ke atas. "Itu pilihan tepat. Memang, ada survei menyebutkan bahwa 73% anak muda saat ini berkeinginan menjadi seorang pengusaha," ucap Menkop-UKM.

Beberapa mahasiswa yang sudah memiliki usaha pun unjuk gigi di hadapan Menkop-UKM dan Staf Khusus Presiden RI, Putri Tanjung. Ada mahasiswa bernama Fela yang memiliki usaha konveksi dengan omzet mencapai Rp10 juta per bulan.

"Pada 2018, saya melakukan riset kebutuhan mahasiswa terlebih dahulu sebelum berbisnis konveksi. Hasilnya, mereka butuh pakaian seperti jaket, kaos, dan sebagainya. Kebetulan belum ada yang bisnis itu, maka saya buka usaha konveksi dengan pangsa pasar teman-teman sendiri," kata Fela.

Dalam perkembangan usahanya, Fela sudah bisa merambah ke instansi-instansi pemerintahan di Sukoharjo, Klaten, dan Solo. "Ke depan, saya ingin teman-teman menjadi reseller dari produk saya," ajak Fela.

Selain Fela, ada mahasiswa lain yang berbisnis busana muslim seperti jilbab, dress, dan lain-lain. Omzetnya sudah mencapai Rp50 juta sebulan. Sementara, Husen, seorang mahasiswa lainnya, melihat peluang dalam bisnis belut sehingga ia menjadi agen belut untuk memenuhi kebutuhan industri olahan berbahan baku belut. Misalnya, bahan untuk sambal belut khas Klaten. "Omzet saya berkisar Rp5 juta hingga Rp10 juta per bulan," kata Husen.

Mahasiswa lainnya, ada yang berbisnis kue pancong di lokasi strategis depan Kampus UIN dengan omzet sebesar Rp45 juta sebulan. "Promosi dari mulut ke mulut ditambah dengan aktif berorganisasi," kata dia.

Dengan menjadi pengusaha, kata Menteri Teten, para mahasiswa kelak tidak lagi mencari pekerjaan, melainkan sudah mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. "Sebuah negara disebut sebagai negara maju bila memiliki rasio kewirausahaan minimal 4 persen. Indonesia baru mencapai 3,47%," ujar Menkop-UKM.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: