Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lestarikan Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Bahasa Baku di Media Sosial

Lestarikan Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Bahasa Baku di Media Sosial Kredit Foto: Unsplash/S O C I A L . C U T
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penggunaan bahasa baku ketika berkomunikasi di dunia digital menimbulkan dilematis. Setiap individu dapat dikatakan harus menggunakannya, tapi tidak wajib memakainya untuk menunjukkan etika bermedia digital.

Kabid Humas RTIK Kabupaten Blitar, Dian Triwiyono, mengatakan bahasa baku perlu digunakan karena Bahasa Indonesia mulai tergerus di tengah kemajuan teknologi informasi. Sekarang ini generasi mudah lebih memilih menggunakan bahasa pergaulan.

Baca Juga: Bukan PUEBI, Badan Bahasa Pakai EYD di Edisi Kelima Ejaan Bahasa Indonesia

"Bahasa pergaulan seperti lo atau gue rasanya kurang pas kalau digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua," kata Dian saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu (12/10/2022).

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Baca Juga: Sambut Hari Kemerdekaan, Solve Education Gulirkan Kompetisi Guru Bahasa Inggris Melek Teknologi

Netizen cakap digital tentu harus memahami etika bermedia digital. Setiap individu perlu menyadari pentingnya netiket atau tata krama berinternet sehingga selalu menggunakan kata-kata baik dan sopan ketika berkomunikasi di ruang digital.

Menurut Dian, pemilihan kata-kata juga ditentukan lawan bicara di dunia digital. Misal penggunaan cuk yang biasa digunakan orang Surabaya ketika berkomunikasi dengan teman dekat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: