Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alih-alih Memberi Sambutan, Menteri Bahlil Malah Ajak Debat Mahasiswa di Padang, Simak!

Alih-alih Memberi Sambutan, Menteri Bahlil Malah Ajak Debat Mahasiswa di Padang, Simak! Kredit Foto: Martyasari Rizky
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyambangi Ranah Minang dalam rangka menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ke-XV di Universitas Negeri Padang, pada Senin (17/10/2022). Tak hanya memberikan sambutan, Bahlil tiba-tiba mengubah acara tersebut menjadi front debat terbuka. Bahlil tiba-tiba mencopot pin menterinya (Nayaka) dan mengajak debat terbuka para peserta Rakernas. 

“Saya copot dulu ini (pin). Mari kita buka-bukaan. Silakan tanya dan debat saya sekeras-kerasnya,” ujar Bahlil, mengutip dari siaran resmi Kementerian Investasi.

Baca Juga: Di Depan Mahasiswa UIN SMH Banten, Bahlil: 2045 Kita Tidak Bicara Mengurus Masjid! Ini Maksudnya

Hal ini disambut tepuk tangan dan riuh para mahasiswa. Bahlil pun meminta para mahasiswa mengritik pemerintah. Sebab, dirinya bagian dari pemerintah, siap menjawab semua pertanyaan yang masih mengganjal di benak para mahasiswa.  

“Kalian mau kritik pemerintah, silakan! Di forum ini, saya minta untuk kita melakukan dialog yang konstruktif. Tidak apa-apa. Saya juga kan pernah berangkat dari sana (aktivis mahasiswa),” ujar Bahlil.

Ditantang Bahlil, peserta Rakernas yang berdatangan dari seluruh Indonesia memberondong Bahlil dengan sejumlah pertanyaan diantaranya manfaat jalan tol, krisis ekonomi global, hilirisasi dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Menteri Bahlil memaparkan, ancaman krisis di dalam negeri tidak lepas dari dinamika krisis global yang datang silih berganti. Krisis global berawal dari perang dagang antara China dan Amerika Serikat, disusul krisis kesehatan yakni Covid-19, kemudian diperparah oleh perang antara Rusia dan Ukraina. Selain itu, menanti di depan mata, ketegangan antara Taiwan dan China. 

“Perang dagang antara China dan Amerika, mereka saling mem-banned produk-produknya. Pertarungan gang penguasa ekonomi global. Adik-adik mahasiswa, belum selesai perang dagang, datang bencana Covid-19,” ujar Bahlil. 

Covid-19 berawal dari krisis kesehatan berubah menjadi krisis ekonomi, sosial, hingga politik. Untuk Indonesia, dikatakannya, merupakan negara yang berhasil mengendalikan Covid-19. Belum selesai, muncul perang Ukraina dan Rusia. Perang ini dikatakan Bahlil, melahirkan dua krisis besar. 

“Satu krisis energi dan kedua krisis pangan,” ujar dia. Di hampir seluruh dunia terancam oleh kedua krisis ini, termasuk Indonesia. Bahlil mengatakan Indonesia terancam tidak mengonsumsi Indomie dan Pop Mie mengingat 100% Indonesia mengimpor gandum dunia, salah satunya dari Ukraina. 

Demikian juga dengan harga minyak. Di dalam APBN 2022, asumsi harga minyak US$63-70 per barel. Harga minyak sejak Januari 2022 sampai dengan Agustus 2022 rata-rata US$103 per barel. Produksi minyak Indonesia 700.000 barel per hari. Sedangkan konsumsi minyak 1.500.000 barel per hari. 

“Jadi kita impor per hari 800.000 barel. Sedangkan negara kita ini bukan lagi negara penghasil minyak di OPEC sana,” ujar Bahlil. 

Bahlil mengatakan di dalam APBN 2022, subsidi BBM sebesar Rp135 triliun. Asumsi harga minyak US$63 hingga 70 itu, sekarang harganya US$103 berarti ada kenaikan US$33 per barel. Kurs rupiah di asumsi APBN sebesar Rp14.500. 

Baca Juga: Anggaran Dipangkas, Bahlil Tetap Optimis Target Investasi Rp1.400 Triliun Tercapai

“Hari ini sudah Rp15.000 lebih kurs atas USD. Maka kita harus disubsidi BBM ini Rp635 triliun,” ujar Bahlil. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: