Tinjau Banjir Aceh Utara, Menteri Basuki: Fokus Tangani Tanggul Jebol, Gunakan Geobag dan Bronjong!
"Bendungan dibuat untuk mengurangi banjir. Saya ambil contoh di Kalimantan Selatan semua banjir tahun 2020 lalu, hanya satu kabupaten yang tidak banjir yakni Kabupaten Tapin karena ada Bendungan Tapin," kata Menteri Basuki.
Dalam peninjauan, Menteri Basuki juga mengingatkan kepada Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Aceh untuk memonitor ketersediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi masyarakat terdampak banjir dan pengungsi.
Baca Juga: Mensos Risma Tuntaskan Santunan Ahli Waris Korban Banjir dan Longsor di Bogor
"Tolong dicek terus suplai air bersihnya dan sanitasi juga, ini penting untuk keperluan sehari-hari masyarakat," kata Menteri Basuki.
Bantuan tanggap darurat secara bertahap disalurkan Kementerian PUPR melalui BPPW Aceh, Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya berupa layanan air bersih dan sanitasi, termasuk fasilitas MCK darurat ke lokasi-lokasi permukiman warga terdampak banjir. Sejak 5 Oktober lalu telah dimobilisasi sebanyak 6 unit Mobil Tangki Air (MTA) berkapasitas 4000 liter, 10 unit Hidran Umum berkapasitas 2000 liter, dan 3 unit dump truck, 1 unit double cabin, 30 unit Hidran Umum, dan 19 personel Satgas Bencana dari BPPW Aceh.
Baca Juga: BPBD Kabupaten Blitar Evakuasi Warga Terdampak Banjir
"Sampai dengan tanggal 13 Oktober 2022 telah melakukan pendistribusian air bersih sebanyak 704.000 liter, dengan jumlah distribusi air rata -rata 80.000 liter/hari di salurkan ke titik – titik hidran umum, tampungan–tampungan air masyarakat seperti drum, ember, dapur umum dan tenda pengungsian dengan MTA," kata Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Aceh Deni Arditiya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: