Masyarakat Belajar Aman Berinternet agar Terhindar Modus Penipuan Digital
Sebuah ironi terjadi bilamana meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia tidak diiringi dengan kemampuan literasi yang andal. Di mana, masih banyak masyarakat mudah terpapar berita hoaks atau terkena cyberbullying, serta masih membagikan jejak digital yang berisi ujaran kebencian di media sosialnya.
"Sehingga dikatakan bahwa masyarakat Indonesia masih perlu untuk mempelajari aturan saat berada di ruang digital," ujar Business Coach Rumah Siap Kerja, Ismita Putri, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (21/10/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Baca Juga: Kreatif Tiada Henti, Tak Perlu Risau Akan Batasan Internet, Itu Bukanlah Halangan!
Ia mengatakan, dari skala 1-5 Indonesia masih berada di angka 3,49 untuk indeks kecakapan digital sehingga memang perlu untuk membenahi cara pakai di ruang digital agar Indonesia bisa kembali menjadi negara yang ramah. Bukan sekadar di dunia nyata, melainkan juga di ruang digital.
Berbagai modus penipuan terjadi misalnya penipuan melalui telepon, mengaku sebagai teman atau kerabat dekat. Kemudian sekarang pelaku juga berkembang dengan mengirimkan pesan melalui aplikasi percakapan, mengaku dari bank, bahkan ada penipuan yang mengiming-imingi hadiah.
Sekarang penipuan digital juga makin canggih, yaitu phising dengan menggunakan tautan link yang tujuannya menjebak pengguna memasukkan data pribadi. Tautan biasa dikirimkan melalui e-mail maupun SMS yang meminta data hingga korban mungkin memasukkan kata kunci email atau PIN ATM.
"Saat menemukan link mencurigakan sebaiknya cukup diabaikan," katanya lagi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum