Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang KTT Liga Arab, Dokter Kerajaan Titip Pesan ke MBS: Yang Mulia, Hindari Perjalanan Luar Negeri

Jelang KTT Liga Arab, Dokter Kerajaan Titip Pesan ke MBS: Yang Mulia, Hindari Perjalanan Luar Negeri Kredit Foto: Reuters/Andrej Isakovic
Warta Ekonomi, Riyadh -

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman atau MBS tidak akan hadir pada KTT Liga Arab di Aljir awal November mendatang.

Kantor kepresidenan Aljazair mengumumkan ketidakhadiran MBS, menyusul surat rekomendasi dokter menyarankan MBS untuk menghindari perjalanan luar negeri.

Baca Juga: Putra Mahkota Saudi Jabat Perdana Menteri, Ini Tugas Mohammed bin Salman

Laporan Aljazair Press Service pada Sabtu (22/10/2022) malam merujuk pada pernyataan kantor Presiden Abdelmadjid Tebboune tentang panggilan telepon antara dirinya dan MBS.

Dalam panggilan itu, MBS meminta maaf karena tidak dapat berpartisipasi dalam KTT Arab yang akan diadakan pada 1 November di Aljir.

"Presiden mengatakan dia memahami situasinya dan menyesali halangan Putra Mahkota, Yang Mulia Emir Mohammed Bin Salman, dan mengungkapkan harapannya untuk kesehatan dan kesejahteraannya,” kata pernyataan kepresidenan Aljazair dikutip laman Al Jazeera, Minggu (23/10/2022).

Saudi belum memberikan komentar langsung atas komentar Aljazair tentang kondisi MBS. Namun sebuah pernyataan di Saudi Press Agency yang dikelola pemerintah mengakui adanya panggilan telepon antara Tebboune dan sang pangeran, tetapi tidak memberikan rincian soal saran dokter.

Laporan tersebut hanya mengatakan bahwa panggilan itu berfokus pada aspek kesehatan.

KTT Liga Arab di Aljazair merupakan pertemuan pertama badan regional itu sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Liga Arab didirikan pada 1945 dan mewakili 22 negara di Timur Tengah dan Afrika Utara, meskipun Suriah telah ditangguhkan di tengah perang yang berlangsung lama.

MBS berkuasa pada 2015 sebagai wakil putra mahkota, kemudian menjadi putra mahkota sekitar dua tahun kemudian setelah Raja Salman mengganti Pangeran Mohammed bin Nayef, sosok yang pernah berkuasa sebagai kepala upaya kontraterorisme Arab Saudi dan sekutu dekat Amerika Serikat (AS).

Posisi MBS telah membuat kerajaan mengalami perubahan yang cepat, seperti mengizinkan wanita mengemudi dan membuka bioskop sambil melonggarkan cengkraman ultrakonservatif.

Dia juga meluncurkan tindakan keras korupsi yang menargetkan orang-orang terkaya di kerajaan, dan memimpin koalisi Arab yang dikritik secara internasional yang melancarkan kampanye militer di Yaman.

Badan intelijen AS mengaitkan MBS dengan pembunuhan dan mutilasi kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi, seorang kritikus kebijakan pangeran pada 2018.

Kerajaan telah membantah sang pangeran terlibat, meskipun penuntutannya terhadap pasukan pemerintah di balik pembunuhan Khashoggi telah diadakan di balik pintu tertutup.

Baru-baru ini, sang pangeran mendapat kecaman keras dari AS atas Arab Saudi yang memimpin OPEC dan negara-negara sekutu untuk menyetujui pengurangan produksi minyak 2 juta barel per hari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: