Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketimbang Kartu Kredit, Generasi Muda Ternyata Lebih Senang Pakai Paylater , Ini Alasannya

Ketimbang Kartu Kredit, Generasi Muda Ternyata Lebih Senang Pakai Paylater , Ini Alasannya Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Konsumen terutama kalangan muda semakin meminati paylater sebagai metode pembayaran saat berbelanja. Penggunaan produk keuangan digital sudah menjadi kebiasaan keseharian pada generasi muda.

Hal ini tampak dari pilihan produk keuangannya. Dalam survei Katadata Insight Center (KIC) terungkap bahwa milenial menggunakan hampir semua produk keuangan digital, seperti dompet digital, bank digital, e-money, hingga paylater.

Riset Katadata Insight Center bertajuk “Survei Perilaku Keuangan Generasi Milenial dan Gen Z“, dilakukan terhadap 5.204 responden secara online, mencoba menggali kondisi keuangan masyarakat yang terdampak pandemi, termasuk di antaranya penggunaan produk keuangan.

Khusus pembayaran dengan metode cicilan, pada kalangan muda penggunaan metode paylater yang populer belakangan ini, lebih banyak dibanding penggunaan kartu kredit. Kartu kredit digunakan oleh 7,6% generasi milenial dan Gen Z , sedangkan paylater digunakan hampir dua kali lipatnya (13,6%).

Jika dibandingkan antara kedua generasi, penggunakan paylater lebih besar pada generasi milenial. Sebanyak 16,5% generasi milenial yang mengikuti survei KIC menyebut menggunakan paylater. Adapun pada responden Gen Z, hanya 9,7% yang sudah menggunakan produk paylater.

Vice President Katadata Insight Center Adek Media Roza mengatakan, temuan tersebut kemungkinan karena Gen Z ada rasa ketidakpercayaan diri dalam mengajukan paylater, karena sebagian dari mereka belum memiliki penghasilan tetap.

Paylater adalah metode pembayaran yang memungkinkan konsumen untuk melakukan transaksi sekarang dan melakukan pembayaran pada kemudian hari. Dengan paylater, konsumen memiliki opsi untuk membayar dengan pilihan masa cicilan yang tersedia.

Adek mengatakan, paylater dapat diakses masyarakat dengan mudah. Proses pendaftarannya relatif cepat dan proses pengajuannya juga mudah. “Hal-hal ini menyebabkan antusias masyarakat semakin tinggi untuk mencoba layanan paylater, “  ujarnya.

Riset ini juga menggali mengenai alokasi produk yang dibeli dengan paylater. Hasil survei menunjukkan terlihat paylater sangat mendukung gaya hidup generasi muda saat ini.

Adek menjelaskan pada kalangan muda, pembayaran cicilan menggunakan paylater digunakan untuk membeli fashion dan aksesoris, pulsa, gadget, dan  elektronik rumah tangga, hingga makanan.

“Ada perbedaan antara Gen Z dan Gen Y dalam pemanfaatan paylater. Pada Gen Y (milenial), paylater paling banyak digunakan untuk membeli gadget, sedang pada Gen Z, paylater paling banyak digunakan untuk fashion dan aksesoris,”tambahnya.

Kebutuhan-kebutuhan mendesak yang datang sebelum masa gajian mendorong masyarakat untuk mencari alternatif pembayaran cicilan yang mudah dan cepat. Ditambah pula oleh tingkat kepercayaan yang rendah terhadap layanan pinjaman online akibat maraknya pinjaman online ilegal.

Situasi ini menyebabkan permintaan dan antusiasme terhadap layanan paylater semakin tinggi. Di tengah kondisi ini, industri jasa keuangan yang menyediakan jasa paylater terus bermunculan.

Salah satunya, hadir penyedia akses terhadap layanan paylater yang baru bernama Yup, sebagai Everyday Paylater yang dapat menunjang keseharian masyarakat terkhusus anak muda.

Yup merupakan platform yang menghubungkan penggunanya untuk mendapatkan layanan paylater  yang disediakan oleh SamaKita (perusahaan peer-to-peer lending berizin) dan didukung oleh instrumen pembayaran kartu yang diterbitkan oleh Bank Sahabat Sampoerna. Produk ini dioperasikan oleh PT Finture Tech Indonesia, penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD) yang tercatat pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan surat No. S-266/MS.72/2021.

VP of Marketing Finture Group Richard Haris mengatakan, Yup hadir bagi kalangan muda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebagai Everyday Paylater. “Mereka dapat membeli barang saat keuangan terbatas ataupun di luar pengeluaran bulanan dikarenakan ada kebutuhan dadakan, “ katanya.

Ia juga menambahkan bahwa Yup dapat digunakan baik secara offline maupun online. Kartu fisik (yang diterbitkan oleh Bank Sahabat Sampoerna) pada layanan Yup telah memudahkan konsumen untuk membayar di banyak merchant offline.

Yup memberikan solusi yang tepat untuk berbelanja di seluruh merchant, selama merchant tersebut memiliki dan menggunakan mesin EDC. Aplikasi Yup dapat dengan mudah ditemukan dan diunduh melalui Google PlayStore maupun AppStore

Saat ini, kata dia, Yup dapat digunakan di lebih dari 19 juta merchant offline dengan beragam jenis merchant dari fashion, food & beverages, groceries, hingga bioskop.

“Konsumen dapat melakukan pembayaran sesuai dengan limit pembiayaan yang dimiliki dan dapat diakses  melalui aplikasi. Jadi sangat mendukung gaya hidup generasi muda,” kata Richard menambahkan.

Baca Juga: Masih Tumbuh 5,44%, Jokowi Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terbaik di Dunia

Dengan segmen konsumen kalangan muda dari generasi Milenial dan Gen Z, aplikasi Yup hadir dengan tampilan visual yang modern dan user-friendly. Pada aplikasi tersebut, pengguna pun mendapatkan manfaat untuk melacak pengeluaran, juga dilengkapi dengan pengingat tagihan.

Sejumlah fitur unggulan paylater di antaranya cicilan relatif panjang hingga 12 bulan, limit pembiayaan tinggi hingga Rp 40 juta, dan bunga 0 persen untuk masa cicilan atau tenor 40 hari. Pengguna dapat juga melakukan pembelian pulsa dan paket data, pembayaran tagihan listrik, PDAM, internet, dan lainnya melalui aplikasi Yup.

Proses pencetakan dan pengiriman kartu fisik yang gratis telah mempermudah penggunanya mendapatkan akses. Selain itu, transparansi biaya juga menjadi plus poin dari layanan Yup sehingga konsumen tidak perlu khawatir akan adanya biaya yang terselubung di luar transaksi.

Inovasi layanan fintech yang disediakan oleh Yup tentunya semakin meningkatkan kenyamanan konsumen kalangan muda untuk melakukan transaksi sehari-hari. Potensi peningkatan transaksi pada platform digital tersebut juga mendukung peningkatan inklusi keuangan digital masyarakat.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: