Posisi Perdana Menteri China Diisi Orang Baru, Loyalis Xi Jinping yang Perannya Luar Biasa
Li Qiang ditunjuk Presiden Xi Jinping sebagai perdana menteri China berikutnya. Li, yang merupakan loyalis Xi, berperan besar dalam mengawasi penguncian (lockdown) Covid-19 selama dua bulan di Shanghai tahun ini.
Li diangkat ke posisi nomor dua di Komite Tetap yang berisi tujuh orang pada Minggu (23/10/2022) kemarin. Hal ini menempatkannya di jalur untuk mengambil alih peran manajemen ekonomi.
Baca Juga: Presiden China 2002-2012 Diusir dari Acara Kongres Partai Komunis, Xi Jinping Diam Aja!
Sementara itu, Perdana Menteri Li Keqiang saat ini, dengan suara yang lebih berpikiran reformasi, akan mengundurkan diri pada bulan Maret setelah maksimal dua periode.
"Sejujurnya, saya tidak memasukkan dia ke dalam daftar saya," kata Joerg Wuttke, presiden Kamar Dagang Uni Eropa di China, yang mengharapkan Hu Chunhua atau Wang Yang yang berpikiran reformasi akan ditunjuk sebagai perdana menteri berikutnya.
Keduanya dikeluarkan dari Politbiro baru yang beranggotakan 24 orang.
"Yah, tampaknya mereka merasa percaya diri melakukannya dengan cara mereka dan masih harus dilihat apakah itu berhasil," katanya.
Namun, Li menjadi sasaran kemarahan media sosial yang berhasil melewati sensor selama penguncian yang menyebabkan gangguan besar pada ekonomi Shanghai dan memicu kemarahan dari 25 juta penduduknya.
Li juga akan menjadi perdana menteri pertama sejak 1976 yang tidak dipromosikan dari wakil perdana menteri, kata Neil Thomas, analis senior untuk China dan Asia Timur Laut di Eurasia Group, di Twitter.
"Tradisi adalah bahwa seseorang yang menjadi perdana menteri harus menjadi wakil perdana menteri sebelumnya --ini benar-benar bertentangan dengan konvensi partai," kata Willy Lam, seorang rekan senior di Jamestown Foundation, sebuah think tank AS, yang menggambarkan kinerja Li di Shanghai biasa-biasa saja.
"Kami belum melihat Li Qiang memperkenalkan reformasi berorientasi pasar," kata Lam.
Seorang fund manager China yang menolak disebutkan namanya mengatakan sentimen pasar secara umum terhadap jajaran kepemimpinan baru adalah negatif.
"Hampir tidak ada orang di barisan yang memiliki pemahaman mendalam tentang ekonomi," katanya.
"Li sudah terlihat lebih baik dari yang lain," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto