Pada talkshow Health-Women In Tech Empower Women to Reimagine Health by Revolutionize Technology Together, Rabu, 19 Oktober 2022, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Tiomaida Seviana Hasmidawati Hasugian menyatakan pihaknya kini tengah berfokus pada transformasi teknologi kesehatan sebagai bagian dari 6 pilar Transformasi Penopang Kesehatan Indonesia. Transformasi teknologi kesehatan mendukung transformasi layanan primer, rujukan, sistem ketahahan kesehatan, pembiayaan dan SDM.
Salah satu implementasinya adalah pengembangan Citizen Health App (CHA) yang akan menyimpan data kesehatan pribadi masyarakat yang digunakan saat berobat, sehingga rekam medis terintegrasi dan aman. Aplikasi itu akan dikembagkan dari aplikasi PeduliLindungi yang saat ini telah digunakan 102 juta pengguna aktif dan 8 juta pengguna aktif sehari-hari.
“Sesuai arahan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, data kesehatan harus menopang layanan, bukan hanya menjadi bahan laporan,menjadi dasar pengambilan keputusan dan kebijakan,” kata Tiomaida.
Hadir pula dalam diskusi itu Head of Enterprise AWS Fanly Tanto, Founder & CEO Bot MD Dorothea K, Hannah Wade dari Austrade serta Dwi Erdhityasrini Pratikno, anggota tim Digital
Transformation Office (DTO) RS. Pengembangan Kitras Sementara, pendiri Kitras dr. Grace Cielia, MKK menjelaskan, platform Kitras terus dikembangkan sebagai wahana edukasi atau learning management system (LMS) serta survey mandiri.
”Kami ingin berkontribusi dalam ekosistem digitalisasi kesehatan Indonesia. Komunitas Digital Medis Indonesia adalah sebuah forum untuk mendukung terus berkembangnya digitalisasi kesehatan di Indonesia. Untuk itu kolaborasi dengan seluruh pihak menjadi sangat penting guna mendorong percepatan digitalisasi kesehatan di Indonesia,” kata Grace.
Sebagai health on demand platform online, Kitras.live akan menghadirkan IDMS 2022 sepanjang tahun, seluruh talkshow dan pameran bisa terus diakses oleh seluruh mitra maupun masyarakat setelah acara berakhir di kitras.live. Para mitra pun dapat selalu terhubung dengan konsumen yang disasarnya dengan menampilkan katalog digital dan produk-produk terbaru yang dapat diperbaharui.
Sejumlah mitra yang tergabung dalam IDMS 2022 berasal dari perhimpunan dan perusahaan teknologi, serta start up di antaranya Aliansi Telemedik Indonesia (Atensi), Perkumpulan Tenaga Informatika Rumah Sakit (Petirs), Perhimpunan Kedokteran Digital Terintegrasi Indonesia (Predigti), Sysmex, BotMD, BitHealth, Good Doctor serta Ergotron. Ditargetkan pameran serta talkshow akan dihadiri sedikitnya 2.000 peserta yang hadir secara luring dan daring.
Selain peluncuran komunitas Health - Women In Tech, pada IDMS 2022 terdapat diskusi tentang topik-topik digitalisasi kesehatan yang sedang berkembang saat ini, misalnya rekam medik elektronik.
Pada diskusi Percepatan Tranformasi Digital di RS pasca PMK 24 Tahun 2022, Hananiel Prakasya Widjaya (Kortex Indonesia) menyatakan pasca penerbitan Peraturan Menteri Kesehatan No 24 Tahun 2022 tentang rekam medik elekronik (RME), mewajibkan fasilitas layanan kesehatan wajib menerapkan RME.
“Peraturan ini menjadi tantangan menuju transformasi digital, salah satu kuncinya adalah kepemimpinan yang mampu mengambil keputusan untuk melakukan perubahan. Digitalisasi akan mendatangkan pengalaman pasien, kualitas layanan, meningkatkan komitmen pengguna serta memacu tarif semakin,” kata Hans.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: