Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Soroti Tajam Lembaga Survei: Masyarakat Mulai Tidak Percaya!

Pengamat Soroti Tajam Lembaga Survei: Masyarakat Mulai Tidak Percaya! Pendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengikuti kampanye akbar di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (7/4/2019). | Kredit Foto: Antara/Zarqoni Maksum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hitung-hitungan mengenai elektabilitas partai ataupun aktor politik untuk pemilu 2024 mulai rajin dilakukan lembaga survei.

Mengenai hal ini, Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga menyoroti beberapa hasil lembaga survei yang berbeda satu sama lain.

Melihat hal itu, dirinya menyarankan agar ada yang mengawasi lembaga survei supaya tetap dalam koridor ilmiah.

"Tentu lembaga tersebut harus terdiri dari orang-orang yang independen dan berintegritas," ujar Jamiluddin dilansir dari GenPI.co, Minggu (30/10).

Menurutnya, saat ini sudah banyak yang menertawakan hasil survei yang dirilis oleh lembaga survei.

"Di antara masyarakat sudah mulai tidak mempercayai hasil yang dirilis lembaga survei," lanjutnya.

Baca Juga: Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto Bersaing Ketat, Hasil Survei Elektabilitas Puan Maharani Bikin 'Ngelus Dada'

Tidak hanya itu, akademisi dari Universitas Esa Unggul itu mengatakan bahwa masyarakat saat ini sudah mulai banyak yang menilai lembaga survei menjadi bagian dari tim sukses partai politik atau kandidat capres atau cawapres tertentu.

"Partai politik, capres atau cawapres yang elektabilitas sebelumnya sangat rendah, kemudian lembaga survei tertentu merilis hasil dengan elektabilitas yang meningkat signifikan. Itu tidak dipercaya," tuturnya.

Dengan begitu, hasil yang dirilis lembaga survei tersebut akhirnya tidak dipercaya dan menjadi bahan olok-olok.

Hal seperti itu tentu tidak boleh terus terjadi. Sebab, survei sebagai bagian pendekatan ilmiah dalam dunia politik.

Baca Juga: Ogah Ngurusin Lagi Perkara Hukum 'Ijazah Palsu' Jokowi, Eggi Sudjana Malah Minta DPR Turun Tangan: Anda Punya Kekuatan, Panggil Presiden!

"Seharusnya tidak boleh dikotori oleh pihak-pihak yang menjadikan lembaga survei sebagai lahan bisnis semata," tegasnya.

Jamiluddin menegaskan bahwa cara seperti itu sudah mempraktekkan pembentukan opini palsu yang berbahaya bagi kelangsungan demokrasi di Tanah Air.

"Pihak-pihak tersebut bahkan menjadikan hasil surveinya untuk menggiring pendapat umum untuk kepentingan partai politik atau capres atau cawapres yang membayangkan," jelasnya.(*)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: