Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tingkatkan Kualitas SDM, APINDO Jabar Teken MoU dengan UPI dan IKA UPI

Tingkatkan Kualitas SDM, APINDO Jabar Teken MoU dengan UPI dan IKA UPI Kredit Foto: Apindo Jabar
Warta Ekonomi, Bandung -

Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Barat menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) serta Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) terkait program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). 

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sarana Prasarana, dan sumber Daya manusia UPI, Adang Suherman, Ketua APINDO Jabar, Ning Wahyu dan Ketua Ikatan Alumni UPI, Enggartiasto di Gedung Achmad Sanusi, Kampus Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jalan Setiabudhi, Kota Bandung pada Jumat, 28 Oktober 2022 lalu.

Acara ini berlangsung dalam satu rangkaian kegiatan pelantikan Pengurus Pusat IKA UPI masa Bakti 2022-2027 yang dihadiri langsung oleh Ketua Umum IKA UPI, Enggartiasto Lukita, Wakil Rektor UPI Bidang Keuangan Sarana Prasarana dan Sumber Daya Manusia Adang Suherman, Sekretaris Majelis Wali Amanah (MWA) UPI, Ketua Senat Akademik, para Dekan Fakultas, serta sejumlah sesepuh alumni UPI, baik Dewan Kehormatan, Dewan Penasehat, maupun Dewan Pakar.

Baca Juga: Kerjasama dengan Kadin dan Apindo, Spark Perkuat Ekosistem Cybersecurity Indonesia

Ketua APINDO Jabar Ning Wahyu menyambut baik MoU dengan UPI dan IKA UPI dan berharap kolaborasi tersebut mampu menjadi jembatan antara mahasiswa dan lulusan UPI dengan dunia kerja, serta menjadi solusi atas tantangan ketenagakerjaan di Jawa Barat. 

"Saya beberapa kali dialog dengan Pak Enggar. Selama ini industri melihat ada gap antara kampus dengan dunia kerja, terutama kemampuan lulusan baru untuk bersaing di tempat kerja. Biasanya mereka itu endurance-nya masih sangat rendah. Mereka juga tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk menempati jabatan atau pekerjaan tertentu," jelasnya.

"Itulah kemudian kita hadir melakukan MoU ini, sehingga nanti bisa bersama-sama mengembangkan pola pemagangan baru sebagai upaya mempersiapkan sumber daya manusia kompeten dan siap kerja," sambungnya.

Ning menilai banyak kolaborasi yang dapat dilakukan antara dunia usaha dengan UPI maupun IKA UPI. Salah satunya ialah kebijakan pemagangan yang semula hanya tiga bulan menjadi 1-2 semester. Dengan proses pemagangan yang tepat selama 1-2 semester maka akan memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran bagi lulusan sebelum memasuki dunia kerja. 

"Itu sangat luar biasa banget. Dulu, terus terang saja, ketika mahasiswa melakukan magang, biasanya kita (pengusaha) itu agak keberatan karena mahasiswa yang magang tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup. Kalau magang itu begini lho mentality yang harus ada, behaviour harus begini," ungkapnya.

Bahkan, kata Ning, ada juga pengalaman pengusaha yang kapok menerima mahasiswa magang karena ketika mereka ditempatkan di posisi yang agak krusial, dia kemudian menyebarkan apa yang sudah dia kerjakan. 

"Padahal itu rahasia perusahaan misalnya. Karena banyak kejadian itu, akhirnya banyak pemagang itu ditempatkan di tempat yang tidak penting," katanya.

Menurutnya, dengan pemagangan selama 1-2 semeter mampu terjalin kepercayaan sehingga kapabilitas calon karyawan betul-betul terasah. Dengan begitu, semua pihak akan mendapatkan benefit. Mahasiswa juga mendapatkan pengalaman kerja secara memadai, sedangkan perusahaan mendapatkan lulusan yang siap kerja dan teruji. 

"Adek-adek mau magang di tempat saya? Ini saya bawa beberapa teman pengusaha anggota APINDO. Kalau adek-dek ingin magang di perusahaan anggota APINDO, bisa menghubungi IKA UPI. Anggota APINDO itu ada lebih dari 2.000 perusahaan. Kami siap berkolaborasi dengan Anda semua," katanya.

Ketua APINDO Jabar juga menyampaikan bahwa kompetisi di dunia usaha semakin ketat. Saat ini, jumlah penduduk Indonesia mencapai 270 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 8,4 juta di antaranya  merupakan pengangguran. Bahkan, Jabar lebih tak beruntung lagi, di mana dari penduduk 48,78 juta jiwa yang mana jumlah tersebut sama dengan jumlah penduduk Malaysia, sebesar 17 persennya adalah pengangguran. 

"Angka pengangguran kita sangat besar. Tahun ini misalnya, sejak Januari sampai bulan kemarin ada 73 ribu pemutusan hubungan kerja (PHK). Belum satu tahun, penambahan pengangguran 73 ribu. Artinya kompetisi di Jabar sangat besar. Jangan salah, 163 ribu penganggur itu berasal dari perguruan tinggi. Di sinilah kita perlu meningkatkan daya saing," ungkapnya.

Baca Juga: BPS Jabar Mulai Lakukan Pendataan Malam Regsosek di 27 Kabupaten/Kota

Kebijakan MBKM merupakan kesempatan besar bagi mahasiswa untuk mengakses peluang dan mengembangkan diri. Dengan kebijakan ini, setiap mahasiswa memiliki kesempatan untuk belajar di luar prodinya.

Meskipun demikian, Ketua APINDO Jabar juga mempertanyakan apakah kebijakan tersebut sudah benar benar dimanfaatkan oleh mahasiswa atau tidak. Menurutnya, mahasiswa tidak hanya merdeka belajar, tapi juga belajar merdeka. Yakni, mengisi kemerdekaan dengan betul-betul memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada dalam kebijakan belajar merdeka. 

"Nah, adek-adek yang ada di sini just a very lucky, because kita sekarang MoU antara Apindo dengan IKA UPI dan UPI untuk membawa adek-adek ini ke satu level yang berbeda. Di mana nanti adek-adek ini betul-betul memiliki jalur untuk belajar apa yang diminati melalui pengurus-pengurus tadi. Apindo akan mencarikan anggota Apindo mana yang cocok untuk adek-adek," jelasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: