Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menhan Rusia Bikin Kejutan di Garis Depan Pertempuran, Ukraina Dimohon Siaga

Menhan Rusia Bikin Kejutan di Garis Depan Pertempuran, Ukraina Dimohon Siaga Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Kremlin/Mikhail Metzel
Warta Ekonomi, Moskow -

Lebih dari 200.000 wajib militer Rusia sedang menjalani pelatihan ekstensif untuk mengambil bagian dalam serangan militer terhadap Ukraina, kata Menteri Pertahanan Sergey Shoigu, Selasa (1/11/2022).

Dilansir RT, Shoigu menambahkan bahwa sekitar 87.000 anggota layanan yang dimobilisasi telah dikerahkan ke zona pertempuran.

Baca Juga: Pentagon: Sistem Pertahanan Udara Amerika Segera Tiba di Ukraina

Dia juga menegaskan kembali bahwa Rusia telah sepenuhnya memenuhi target untuk memanggil 300.000 tentara yang telah ditetapkan dalam keputusan presiden.

Berbicara kepada komandan militer selama telekonferensi, Shoigu mengatakan bahwa puluhan ribu tentara “telah dikirim ke zona operasi tempur setelah menerima pelatihan tambahan dan (meningkatkan) kesatuan unit.”

Semua anggota layanan ini telah dipanggil untuk mengangkat senjata sebagai bagian dari mobilisasi parsial yang diumumkan oleh Rusia pada akhir September.

Dia juga mencatat bahwa beberapa wajib militer sedang menyelesaikan latihan koordinasi bersama di tempat pelatihan.

“Upaya utama difokuskan pada pelatihan lapangan, memperoleh sinyal, navigasi dan keterampilan pengintaian,” kata menteri, menambahkan bahwa lebih dari 3.000 instruktur dengan pengalaman tempur yang relevan terlibat dalam pekerjaan itu.

Pada Selasa (1/11/2022), Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa dekrit mobilisasi yang dikeluarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin telah dilaksanakan secara penuh.

“Itu tentang sejumlah cadangan yang dimobilisasi dan itu menetapkan angka hingga 300.000 cadangan. Oleh karena itu, SK tersebut telah dieksekusi,” katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa fakta ini tidak akan dikodifikasikan dalam dokumen khusus. "Presiden mengatakan akan berkonsultasi dengan pengacara dan ahli hukum. Kami informasikan bahwa keputusan itu tidak diperlukan," katanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi sebagian pasukan cadangan di Rusia pada 21 September.

Kementerian Pertahanan mengatakan pada saat itu bahwa pihaknya berencana untuk meningkatkan kekuatan tentara tetap dengan memanggil pasukan cadangan di tengah kampanye militer di Ukraina, yang diluncurkan Moskow pada akhir Februari.

Menurut Kementerian Pertahanan, pasukan ini diperlukan untuk mempertahankan garis kontak sepanjang hampir 1.000 kilometer antara pasukan Rusia dan Ukraina.

Juga, para pejabat di Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa bantuan militer yang diberikan oleh NATO dan AS ke Kiev membuat mereka menjadi pihak dalam konflik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: