Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengapa Amerika Sampai-sampai Cemas Luar Biasa pada Iran, Ternyata Timur Tengah...

Mengapa Amerika Sampai-sampai Cemas Luar Biasa pada Iran, Ternyata Timur Tengah... Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat “khawatir” tentang risiko operasi Iran yang menargetkan Arab Saudi, kata Gedung Putih, Rabu (2/11/2022).

Sementara baik Riyadh maupun Teheran tidak membuat pernyataan resmi, Wall Street Journal melaporkan pada hari Selasa bahwa intelijen Saudi telah memperingatkan AS tentang serangan Iran yang "segera" di Timur Tengah.

Baca Juga: Laporan Arab Saudi ke Amerika Soal Serangan Iran Nyatanya Salah, Intelijen Bohong?

"Kami prihatin dengan gambaran ancaman, dan kami tetap berhubungan terus-menerus melalui saluran militer dan intelijen dengan Saudi," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters.

"AS tidak akan ragu untuk bertindak dalam membela kepentingan dan mitra kami,” tambah pejabat itu.

Reuters mencatat bahwa pemerintah Saudi tidak menanggapi permintaan komentar badan tersebut. Pasukan militer AS dan Saudi dilaporkan telah ditempatkan dalam siaga tinggi.

Sunni Saudi telah lama berselisih dengan Iran Syiah, mengandalkan perangkat keras dan pangkalan militer AS untuk perlindungan. Namun, AS mengancam akan membekukan kerja sama militer dengan Arab Saudi setelah OPEC+ mengumumkan pengurangan produksi minyak yang bertentangan dengan keinginan Presiden AS Joe Biden.

Riyadh juga mengungkapkan bahwa Biden telah meminta untuk menunda pengumuman sampai setelah pemilihan paruh waktu AS November.

Iran telah bersumpah untuk menghukum para pelaku penembakan massal di situs suci Syiah Shah Cheragh pada 26 Oktober, ketika 15 orang tewas. Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS) telah mengambil tanggung jawab atas tindakan tersebut.

Berbicara pada hari Selasa, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyalahkan AS, “rezim Zionis Israel, dan beberapa rezim Eropa yang jahat” atas kerusuhan baru-baru ini di Iran, menggambarkannya sebagai “perang hibrida,” tetapi tidak menyebutkan Arab Saudi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: