Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Minta BPOM Bertanggung Jawab Soal Dugaan Obat Sirup Jadi Penyebab Gagal Ginjal Akut, Pengamat Beber 3 Poin Penting, Simak!

Minta BPOM Bertanggung Jawab Soal Dugaan Obat Sirup Jadi Penyebab Gagal Ginjal Akut, Pengamat Beber 3 Poin Penting, Simak! Kredit Foto: Unsplash/Robina Weermeijer
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat “dihantui” kekhawatiran mengenai gagal ginjal akut misterius. Bukannya tanpa alasan, hingga kini sudah ratusan nyawa anak hilang karena masalah ini.

Perkembangan terakhir dari pendalaman pihak terkait mengenai penyebab masalah ini, diduga kuat obat sirup yang mengandung bahan tertentu menyebabkan masalah kronis pada ginjal anak.

Mengenai masalah gagal ginjal ini, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat angkat suara. Menurutnya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) harus bertaggung jawab terhadap peredaran obat yang disinyalir jadi penyebab masalah ini.

Baca Juga: Pimpinan DPR Prihatin dengan Perusahaan Farmasi yang Produksi Obat Sirop Pemicu Gagal Ginjal Akut

“BPOM dalam kasus gagal ginjal akut anak ini tentunya tidak bisa lepas tangan begitu saja. Karena saat ini sudah 150 anak lebih yang jadi korban penyakit gagal ginjal akut ini Sehingga BPOM mesti bertanggung jawab,” ujar Achmad dalam keterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Kamis (3/11/22).

Dengan situasi ini, Achmad menyebut ada 3 poin penting yang harus dijadikan evaluasi oleh BPOM. Berikut 3 poin tersebut.

Dengan kondisi yang ada saat ini maka publik menuntut beberapa hal demi perbaikan BPOM ke depan.

BPOM Harus Dituntut Menjadi Lembaga Yang Lebih Profesional Dan Kredibel

Perlu ada evaluasi menyeluruh pada BPOM saat ini apakah kejadian ini terjadi akibat kurangnya SDM atau pun kurangnya anggaran. Jika ternyata permasalahannya hal tersebut maka pemerintah perlu menambah jumlah SDM dan jumlah anggaran BPOM.

Perlu Adanya Peningkatan Kerjasama BPOM Dengan Badan Sejenis di Negara Lain

Kerjasama ini penting karena BPOM dapat memperoleh informasi terkait ingridient berbagai makanan dan obat dari negara negara lain karena produk produk yang beredar di Indonesia juga beredar di negara lain. Seperti contoh kasus mie sedap yang dilarang di Hongkong dan Singapura karena ditemukan ada kandungan pestisida tetapi mengapa di Indonesia tidak dilarang. Ini tentunya menjadi catatan penting.

Baca Juga: Cabut Gugatan, Penggugat 'Ijazah Palsu' Jokowi Ngaku Kalah? Eggi Sudjana: Sampai Kepala Lu Botak Berkutil Nggak Bakal Bisa Menang!

Harus Adanya Pengawasan yang Ketat Terhadap Bpom

Selama ini mitra kerja BPOM adalah Komisi IX DPR RI namun ternyata muncul kasus gagal ginjal akut anak ini yang diindikasi lalainya BPOM. Lalainya BPOM ini juga tidak lepas dari lemahnya lembaga pengawas terhadap kerja BPOM. Sehingga perlu untuk dibentuknya lembaga independen untuk khusus mengawasi kerja kerja BPOM agar kasus kasus seperti gagal ginjal akut ini tidak kembali terjadi di kemudian hari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: