Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kini Berada di Tangan Salim Group, Keuntungan Bumi Resources Langsung Meroket Ratusan Persen

Kini Berada di Tangan Salim Group, Keuntungan Bumi Resources Langsung Meroket Ratusan Persen Kredit Foto: Dok. Bumi Resources.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan pertambangan yang baru saha diambil alih Slaim Group dari Bakrie Group, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) hingga September 2022 berhasil mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih US$365,5 juta naik 473,8% dari 63,7 juta. 

Hal tersebut disebabkan oleh meroketnya pendapatan perseroan sebesar US$1,39 miliar dollar AS, tumbuh 109,3% di kuartal III 2022 dari US$666,18 juta. 

Menurut Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Adika Nuraga Bakrie pertumbuhan pendapatan paling besar dihasilkan dari peningkatan ekspor batu bara sebesar 120% dari US$ 328 juta menjadi US$ 724,4 juta dan penjualan batu bara dalam negeri yang melonjak sebesar 101% menjadi US$ 662,0 juta dari semula US$ 329 juta. 
Baca Juga: Sah! Salim Group Resmi Jadi Penguasa di Perusahaan Tambang Keluarga Bakrie

"Pendapatan perseroan pada kuartal III 2022 juga dikontribusikan dari penjualan emas di tingkat domestik sebesar US$7,2 juta, tumbuh 281% dibandingkan penjualan emas pada periode sama tahun lalu sebesar US$ 5,6 juta," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (2/11/2022).

Sementara, kontribusi penjualan batu bara dan emas, pendapatan Bumi Resources di segmen pelanggan yang bertransaksi lebih dari 10%. Penjualan kepada ketiga pelanggan besar perseroan yakni Rwood Resources, PT PLN (Persero), dan PT Jhonlin Group kompak menunjukkan pertumbuhan dua hingga tiga digit. Namun pada segmen jasa justru melemah sebesar 57% menjadi US$ 1,1 juta dari US$ 2,6 juta.

Baca Juga: Anthoni Salim Beli Perusahaan Tambang Bakrie, Saham BUMI Bakal To The Moon

Sebagai informasi. Bumi Resources telah melangsungkan penggalangan dana publik melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue dengan melepas sebanyak 200 miliar saham Seri C dengan harga pelaksanaan sebesar 120 per saham.

Dari aksi korporasi itu, perseroan diperkirakan mengantongi dana segar sebanyak Rp 24 triliun yang US$ 1,5 miliar di antaranya dipakai untuk melunasi utang PKPU dan US$ 16 juta digunakan untuk membayar biaya pelaksanaan right issue dan US$ 38 juta sebagai tambahan modal kerja.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: