Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BUMI Rampungkan Akuisisi Saham Tambang Emas Senilai Rp346,93 Miliar

BUMI Rampungkan Akuisisi Saham Tambang Emas Senilai Rp346,93 Miliar Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) resmi menuntaskan proses pengambilalihan Jubilee Metals Limited (JML) melalui transaksi pengambil bagian saham baru yang dilakukan pada 18 Desember 2025. Langkah ini menandai babak baru dalam strategi transformasi dan diversifikasi usaha Perseroan.

“Pada tanggal 18 Desember 2025, Perseroan telah melakukan transaksi pengambil bagian atas sejumlah 3.312.632 saham baru yang diterbitkan oleh JML, suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Australia Barat, dengan nilai transaksi sebesar Rp346.936.545.540 atau setara dengan AUD31.470.004,” kata Direktur BUMI, R.A Sri Dharmayanti.

Transaksi tersebut merupakan bagian dari rangkaian penyelesaian rencana akuisisi JML oleh BUMI. Dengan selesainya aksi korporasi ini, per 18 Desember 2025 BUMI telah menguasai 5.734.770 saham JML atau setara dengan 64,98% kepemilikan.

Baca Juga: BUMI Bidik Pendapatan Non-Batu Bara Capai 50% pada 2031

“Transaksi ini merupakan langkah strategis yang sejalan dengan rencana transformasi Perseroan dan bagian dari program diversifikasi usaha Perseroan di luar sektor batubara,” ujar Sri.

Manajemen menilai akuisisi ini berpotensi memberikan dampak positif bagi kegiatan usaha Perseroan sekaligus menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham.

Untuk diketahui, Jubilee Metals Limited sendiri merupakan perusahaan tambang emas yang memiliki aset di Queensland Utara dan Victoria. Beroperasi sejak 2012, JML awalnya berfokus pada pengembangan kawasan Croydon di bagian barat Queensland, wilayah yang memiliki nilai historis tinggi dalam industri pertambangan Australia.

Di kawasan tersebut, emas pertama kali ditemukan pada 1885. Ladang emas Croydon dikenal sebagai salah satu yang paling produktif dan berkualitas tinggi di Australia, bahkan pernah mencatatkan produksi tertinggi sepanjang sejarah hingga 1,9 juta ounce.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: