Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN Gandeng JICA, Dorong Studi Percepatan Transisi Energi di Indonesia

PLN Gandeng JICA, Dorong Studi Percepatan Transisi Energi di Indonesia Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PLN (Persero) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) bekerja sama dalam studi percepatan transisi energi di Indonesia. 

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan tujuan dari penandatanganan MoU ini ialah untuk memperbarui perkiraan kebutuhan listrik pada 2060 untuk mencapai net zero emission.

“Kami berharap MoU studi percepatan transisi energi dengan JICA, mampu menganalisis informasi tentang masalah dan tindakan kebijakan untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (4/11/2022). 

Baca Juga: PLN Gandeng Mitsubishi Uji Coba Co-firing Amonia dan Hidrogen pada Pembangkit Listrik

Darmawan mengatakan, kolaborasi PLN dengan JICA ini juga diharapkan dapat menghasilkan perencanaan sistem tenaga listrik yang stabil dengan pemanfaatan energi baru terbarukan. 

Kedua belah pihak juga sepakat untuk menandatangani MoU sebagai landasan dalam percepatan Transisi Energi di Indonesia sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan sumber daya di bidangnya, dengan melakukan pertukaran data dan melalui koordinasi bersama para pemangku kepentingan untuk mendukung kepentingan studi tersebut.

JICA adalah badan pelaksana bantuan pembangunan resmi Jepang atau Official Development Assistance (ODA) dengan tujuan mendukung pembangunan sosial ekonomi, pemulihan atau stabilitas ekonomi di negara berkembang.

Darmawan menambahkan, PLN membuka kolaborasi seluas-luasnya guna menghadapi krisis energi dan perubahan iklim. Menurutnya kolaborasi ini penting, mengingat aliansi strategis mutlak diperlukan guna membangun kapasitas energi nasional demi mengembangkan teknologi pembangkit yang ramah lingkungan yang tujuannya terkait dengan Sustainable Development Goals (SDGs), Perubahan iklim dan infrastruktur yang berkualitas.

“Menuju net zero emission 2060, diperlukan teknologi yang dapat menggantikan pembangkit fosil untuk memikul beban dasar maupun menunjang stabilitas sistem, termasuk suplai listrik untuk daerah remote atau kepulauan,” tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: