Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tumbuh Signifikan, Bukalapak Kantongi Total Processing Value Rp41,3 Triliun pada Q3 2022

Tumbuh Signifikan, Bukalapak Kantongi Total Processing Value  Rp41,3 Triliun pada Q3 2022 Kredit Foto: Lestari Ningsih
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) membukukan pertumbuhan Total Processing Value (TPV) sebesar 32% yoy menjadi Rp41,3 triliun pada kuartal ketiga tahun 2022. Sebanyak 74% TPV tersebut berasal dari luar daerah tier 1 Indonesia. Hal itu mengindikasikan bahwa penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.

President of Bukalapak, Teddy Oetomo, mengungkapkan bahwa TPV Mitra pada 3Q22 bertambah sebesar 23% menjadi Rp19,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan pada 9M22 tumbuh sebesar 37% menjadi Rp54,7 triliun dari periode yang sama pada tahun lalu. Variasi produk dan jasa yang ditawarkan Bukalapak menjadi pendorong pertumbuhan positif bagi Mitra. Pada akhir bulan September 2022, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 15,2 juta, meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember 2021.

Baca Juga: Bos MNC Group Protes Siaran TV Analog Dihentikan, Hary Tanoesoedibjo: Saya Heran, Ada yang Janggal!

Dari segi pendapatan, Bukalapak mencatatkan pertumbuhan sebesar 86% menjadi Rp898 miliar apda kuartal ketiga 2022. Sementara itu, pendapatan Bukalapak pada 9M22 meningkat sebesar 92% dari 9M21 menjadi Rp2.589 miliar. Pendapatan Mitra pada 3Q22 meningkat sebesar 131% menjadi Rp477  miliar, sedangkan pendapatan Mitra pada 9M22 tumbuh sebesar 191% dari 9M21 menjadi Rp1.446 miliar. Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan Perseroan menunjukkan peningkatan dari 43% pada 3Q21 menjadi 53% pada 3Q22.

"Pada kuartal ketiga, Bukalapak fokus untuk menghasilkan pendapatan dengan biaya yang lebih rendah dan untuk pertama kalinya mencatat margin kontribusi positif," pungkas Teddy dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 4 November 2022. 

Bukalapak juga berupaya menekan biaya dan insentif serta mendorong pertumbuhan pendapatan. Hal itu dilakukan untuk membantu Bukalapak mencapai profitabilitas di masa mendatang. Dengan begitu, bisnis Bukalapak tidak hanya bergantung pada pengeluaran, promosi, dan subsidi untuk menghasilkan pertumbuhan.

"Dengan operasional bisnis yang kuat, Bukalapak akan fokus pada pertumbuhan pendapatan, seraya terus berusaha untuk mencatat margin kontribusi yang positif," lanjutnya.

Pada periode 9M22, rasio beban umum dan administrasi (tidak termasuk kompensasi berbasis saham) terhadap TPV membaik menjadi 1,0% dibandingkan dengan 1,2% pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Margin kontribusi Bukalapak, yang dihitung sebagai laba kotor dikurangi beban penjualan dan pemasaran terhadap TPV, menunjukkan peningkatan dari -0,1% pada 3Q21 menjadi 0,1% terhadap TPV di 3Q22. Manajemen perseroan berhasil membukukan margin kontribusi positif pada pertama kalinya di kuartal ini.

Margin kontribusi Marketplace Bukalapak terhadap TPV Marketplace meningkat dari 0,2% di 3Q21 menjadi 0,5% di 3Q22, sementara margin kontribusi Mitra terhadap TPV Mitra membaik dari -0,4% di 3Q21 menjadi -0,3% di 3Q22. Bukalapak membukukan adjusted Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (adjusted EBITDA) sebesar -Rp 327 miliar pada 3Q22, dimana rasio adjusted EBITDA terhadap TPV menunjukkan peningkatan dari -1,1% di 3Q21 menjadi -0,8% di 3Q22.

Selanjutnya, Bukalapak membukukan laba operasional sebesar Rp 3.533 miliar pada 9M22, atau mengalami peningkatan sebesar 391% dari rugi operasional sebesar Rp1.216 miliar pada 9M21, terutama disebabkan oleh laba nilai investasi marked-to-market dari PT Allo Bank Tbk. Oleh karena itu, Perseroan juga mencatat laba bersih sebesar Rp3.618 miliar pada 9M22, atau meningkat sebesar 421% dari rugi bersih sebesar Rp1.128 miliar pada 9M21.

Meskipun Bukalapak telah mencatat laba bersih pada 9M22, Perseroan tetap memiliki fokus pada kinerja operasional Perseroan. Oleh karena itu, manajemen Perseroan tetap menggunakan adjusted EBITDA sebagai indikator kinerja Bukalapak. Dengan peningkatan efisiensi yang diiringi oleh pertumbuhan yang kuat, Bukalapak juga memiliki permodalan yang kuat dengan posisi kas Perseroan, termasuk dengan investasi lancar seperti obligasi pemerintah dan reksadana sebesar Rp 20,2 triliun pada akhir bulan September 2022 yang jumlahnya lebih dari 15 kali adjusted EBITDA pada 3Q22 yang disetahunkan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: