Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Manuver Politik Jokowi Kental Terasa di Dua Tahun Terakhir Masa Jabatan, Refly Harun: Pikirkan Legacy Saja, Nggak Usah Mikirin Politik!

Manuver Politik Jokowi Kental Terasa di Dua Tahun Terakhir Masa Jabatan, Refly Harun: Pikirkan Legacy Saja, Nggak Usah Mikirin Politik! Presiden Joko Widodo bersiap memberikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 63 dan 64 Lemhanas Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/10/2022). | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu analisis yang dipahami sejumlah pihak adalah keterlibatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam urusan pencapresan demi memastikan keberlanjutan rezimnya pada orang-orang pilihannya.

Paling tidak siasat relawan Jokowi yang menunggu arahan Jokowi sendiri terkait sosok yang akan didukung, menguatkan anggapan tersebut.

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun ikut menanggapi hal ini. Menurut Refly, seharusnya di sisia masa jabatan di periode kedua ini, Jokowi disibukkan soal legacy dibandingkan sibuk mengurusi masalah politik.

“Saya punya hipotesa, ya mbok Presiden Jokowi dua tahun terakhir ini mikirkan legacy yang baik saja, nggak usah mikirin politik,” jelas Refly saat bersama Ekonom kondang Faisal Basri di Kanal Youtube Refly harun beberapa waktu lalu, dikutip Jumat (4/11/22).

Baca Juga: Fans Ganjar Pranowo Nggak Perlu Panik Kelojotan, Pengamat Sebut Sinyal Dukungan Jokowi ke Prabowo Bukan Soal Capres!

Sebagai contoh, Refly menyebut soal aktifnya menteri di kabinet Jokowi yang dianggap seringkali bermanuver untuk kepentingan politiknya yang mana Jokowi sendiri tidak dianggap membiarkan hal itu terus-terusan berlangsung.

Padahal, menurut Refly seharusnya Jokowi perlu memastikan jajaran menteri di kabinetnya bekerja penuh agar saat masa jabatan sebagai presiden habis, maka Jokowi mempunyai peninggalan penting.

“Lets’s saya menteri BUMN kan kentara banget menggunakan BUMN untuk politik, padahal ya mbok minta ‘yaudah saya membutuhkan orang yang full konsentrasi kerja karena saya ingin meninggalkan legacy yang baik, saya tidak akan mikir siapa yang jadi presiden yang penting saya siapkan field yang baik, saya juga mempersiapkan ekonomi yang jauh lebih baik’,” jelas Refly.

Baca Juga: Ade Armando Jadikan Agama untuk Bahan Ngonten Bahas Anies Baswedan, Netizen: Saya Kristen, Makin Yakin Ganjar Pranowo Tidak Pantas Dipilih!

Hal tersebut menurut Refly belum ditunjukkan oleh seorang Jokowi yang akan habis masa jabatannya di 2024.

“Tapi ini nggak kita lihat political seprti itu, masih mikirin putra mahkota, tidak peduli menteri-menterinya yang tidak konsesntrasi penuh dalam bekerja, lalu apa yang mau diharapkan?” tambah Refly.

Jokowi Kumpulkan Lembaga Survei

Laporan detikX sebagaimana dilansir dari laman detikcom, mengungkapkan bahwa sejumlah lembaga survei dikumpulkan oleh Jokowi.

Jokowi memanggil beberapa lembaga survei pada September 2022. Dalam pertemuan itu, Jokowi menanyakan peluang Puan naik sampai 12,5 persen pada akhir tahun.

"Semuanya bilang, 'Nggak mungkin, jangankan 12,5 persen. 5 persen saja nggak mungkin,'" klaim sumber ini, dikutip dari detikcom, Rabu (2/11/22).

Masih dalam sumber yang sama, Executive Director Charta Politika Yunarto Wijaya ketika dimintai konfirmasi membenarkan soal pertemuan sejumlah lembaga survei pada September silam. Namun, Yunarto membantah pertemuan itu secara spesifik membahas elektabilitas Puan Maharani.

Baca Juga: Butuh Dana yang Nggak Main-main, Rocky Gerung Sebut Anies Baswedan Bisa Jadi Presiden Tanpa Bantuan Oligarki: Bayangkan Kalau…

"Dia (Jokowi) ingin tahu data survei terakhir di kami seperti apa. Tapi Jokowi itu fokus utamanya adalah kepuasan publik, lalu efeknya secara elektoral seperti apa. Terus siapa-siapa saja yang naik elektabilitasnya," ujar Yunarto kepada reporter detikX

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: