Dunia Tidak On Track Penuhi SDGs, IGCN: Dibutuhkan 268 Tahun Tutupi Kesenjangan Gender Ekonomi
Direktur Eksekutif Indonesia Global Compact Network (IGCN), Josephine Satyono, mengatakan bahwa dunia tidak on track dalam memenuhi SDGs. Salah satu indikator keterlambatan itu adalah dibutuhkannya 268 tahun untuk menutup kesenjangan gender ekonomi secara global.
"Laporan-laporan terakhir ini menyebutkan bahwa dunia itu tidak on track dalam delivery [SDGs]. Ternyata diperlukan 268 tahun untuk menutupi economic gender gap secara global. Begitu jomplangnya antara gender itu. Nah, berarti apa, dunia bisnis play fundamental role, kan ngga bisa melakukan hal dengan biasa-biasa aja. Jadi, dibilang business as usual sudah ngga bisa lagi. Harus ada ambitious goals untuk menutupi kesenjangan ini," paparnya dalam Sesi Kopi Sore di Jakarta, Kamis (3/11/2022).
Baca Juga: IGCN Jelaskan 10 Prinsip Guna Keberlangsungan Bisnis Jangka Panjang
Josephine pun menjabarkan bahwa terdapat 160 juta anak-anak di dunia yang kehilangan masa kecilnya akibat menjadi pekerja anak (child labour). Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa biaya tahunan (annual cost) penyuapan (bribery) setara dengan 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global atau bernilai US$1,5 triliun hingga US$2 triliun.
"Ada 160 juta anak-anak di dunia yang kehilangan masa kecilnya, masa bermainnya, masa pendidikannya karena harus menjadi child labour. Terus kita lihat bahwa ternyata bribery di global itu luar biasa banget setiap tahunnya. Itu 2% dari global GDP. Di Indonesia luar biasa banget. Jadi, bisnis harus bener-bener mengambil ambitious goals untuk bisa menutupi," ujarnya.
Josephine pun menjelaskan bahwa dunia bisnis tidak bisa tidak memerdulikan lingkungan karena berdampak terhadap pemanasan global (global warming).
"Kita ngga bisa kalau melakukan operasi bisnis kita tanpa peduli lingkungan, climate. Nanti tiba-tiba bisa mencapai 3 derajat Celsius, kita bisa tenggelam. Kita harus menjaga ngga boleh lebih dari 1,5 derajat Celsius sampai ke depan. Maka, sekarang dijaga setengah mati karena setiap tahunnya ada 0,1% kenaikan global warming dari pre industrial level. Sekarang udah satu koma sekian, kalau ngga dijaga bisa lebih tinggi. [UN] Global Compact ini meng-address dunia bisnis bahwa mereka play a very fundamental role," tutupnya.
Penulis: Putu Rusta Adijaya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: