Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Reiner Rahardja Mengungkap Metaverse dan Perkembangan Blockchain Akan Melahirkan Ekonomi Baru

Reiner Rahardja Mengungkap Metaverse dan Perkembangan Blockchain Akan Melahirkan Ekonomi Baru Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkembangan blockchain yang mulai diikuti dengan jargon tren "metaverse" akhir-akhir ini menarik semakin banyak perhatian publik di dunia terutama aplikasi berbasis game yang menyematkan mata uang kripto dengan teknologi blockchain sebagai basis platform teknologi pendukungnya. Namun sayangnya pemahaman mengenai metaverse masih sangat dini dan sering kali orang menyebut segala jenis game berbasis blockchain sebagai metaverse padahal metaverse yang diwacanakan oleh para industrialis dunia sifatnya jauh lebih rumit dan kompleks dalam ranah penerapan dan pengaktifasian ekosistemnya, bukan sekedar game online berbasis blockchain.

Dalam sebuah kesempatan, Reiner Rahardja pengusaha yang juga berkecimpung di dunia pengembangan blockchain sejak 6 tahun silam menjelaskan bahwa Metaverse yang sejati hanya akan terjadi jika memiliki penerapan ekosistem dan ekonomi independen di dalamnya yang menjadikan metaverse tersebut sebagai pengejawantahan dari gabungan kata "meta" dan "universe" atau meta-universe yang kemudian disingkat menjadi sebuah kata baru yakni "metaverse".

Baca Juga: Teori Konspirasi Terseram: Mark Zuckerberg Ingin Jadi Tuhan di Dunia Metaverse

Di mana dalam kata universe sendiri artinya jagat semesta yang mewakili ruang dan waktu fisik dalam kehidupan kita sehari-hari, tentu termasuk di dalamnya adalah kegiatan harian manusia yang seluruhnya berputar disekitar unsur finansial dan uang. 

"Sedangkan kata Meta secara etimologi artinya adalah 'melampaui' atau bersifat transenden, pemahaman kata inilah yang membuat rancu pengertian metaverse secara global karena publik belum bisa membedakan mana Meta yang artinya brand media sosial milik Mark Zuckerberg, atau meta dalam arti kata sebenarnya. Sehingga banyak orang berpikir metaverse adalah produk atau teknologi milik perusahaan yang dulunya bernama Facebook, padahal sama sekali bukan," ujar Reiner.

Baca Juga: Berani Blak-Blakan di Konferensi Besar, CEO Snap Evan Spiegel Kecam Metaverse Buatan Bos Meta

Ia juga mendeskripsikan metaverse sederhananya adalah sebuah dunia baru yang melampaui asas ruang dan waktu fisik dan menjadi opsi hidup kedua bagi setiap insan untuk menjalani kehidupannya dengan serius. Bukan dalam konteks berpindah hidup dari universe saat ini lalu secara harafiah masuk dalam metaverse di dunia maya dan tidak keluar lagi, tapi lebih kepada eksistensi dua jenis dunia berbeda yang saling berjalan bersamaan atau sifatnya "co-exist".

Kenyataan ini juga terlihat dalam ucapan Mark Zuckerberg 2021 silam yang sedang mentransformasi perusahaanya dari perusahaan sosial media menjadi perusahaan metaverse. Dari situ kita mendapat hidden message bahwa dunia maya saat ini bukanlah metaverse, sedangkan populasi terbesar penduduk dunia maya sekarang adalah sekedar penduduk sosial media saja. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: