Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berani Blak-Blakan di Konferensi Besar, CEO Snap Evan Spiegel Kecam Metaverse Buatan Bos Meta

Berani Blak-Blakan di Konferensi Besar, CEO Snap Evan Spiegel Kecam Metaverse Buatan Bos Meta Kredit Foto: Twitter/the_recent.column
Warta Ekonomi, Jakarta -

CEO Snap Evan Spiegel secara blak-blakan mengecam visi Mark Zuckerberg untuk metaverse di sebuah konferensi dengan The Wall Street Journal.

"Metaverse adalah 'hidup di dalam komputer.' Hal terakhir yang ingin saya lakukan ketika pulang kerja di hari yang panjang adalah hidup di dalam komputer," kata Spiegel.

Melansir Yahoo Finance di Jakarta, Rabu (2/11/22) selama setahun terakhir, Zuckerberg telah merombak Facebook menjadi Meta dengan visi yang tepat yakni menjadi dunia di mana orang terhubung di dunia digital menggunakan avatar.

Pendiri Facebook itu sejauh ini telah menghabiskan USD15 miliar (Rp234 triliun) untuk proyek tersebut. Zuckerberg juga mengatakan bahwa suatu hari metaverse akan menjadi cara orang berinteraksi dengan dunia.

Baca Juga: Mark Zuckerberg: Orang-Orang yang Meragukan Metaverse Akan Menyesal di Masa Depan

Tapi, Spiegel tidak melihatnya seperti itu. Pendiri Snap ini memilih untuk memfokuskan perusahaannya pada perluasan ke augmented reality versus virtual reality. Di saat VR membawa individu ke dalam lanskap yang sepenuhnya diciptakan kembali secara digital, AR menggabungkan konten yang dihasilkan komputer dengan dunia nyata.

Itu berarti dalam konten digital AR ditumpangkan ke pandangan individu tentang dunia nyata. Tahun lalu, Snap meluncurkan kacamata AR pertamanya.

Pada hari Selasa, Spiegel mengatakan bahwa ada percabangan yang jelas di jalan antara VR dan AR. Ia menyebut AR lebih mendalam.

Ini bukan pertama kalinya pendiri Snap menolak metaverse. Awal tahun ini, Spiegel mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Guardian bahwa perusahaannya menolak untuk menggunakan kata "metaverse" dan menjulukinya sebagai ambigu dan hipotetis belaka.

"Salah satu konsep besar yang dimiliki orang adalah bahwa banyak dari alat itu dirancang untuk menggantikan kenyataan," kata Spiegel kepada The Guardian. "Taruhan mendasar kami adalah bahwa orang-orang benar-benar mencintai dunia nyata: mereka ingin bersama secara pribadi dengan teman-teman mereka."

Padahal, Snap telah mengatakan di masa lalu bahwa pada akhirnya mungkin akan berputar untuk menjual produk di metaverse juga.

CEO Snapchat bukan satu-satunya yang mempertanyakan visi Zuckerberg untuk Meta. Orang-orang juga menggunakan media sosial untuk mengejek gambar awal grafik Meta. Pada bulan Agustus, Grimes menyebut Zuckerberg tak memenuhi syarat untuk menjalankan metaverse dan mengecam avatarnya sebagai seni yang buruk.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: