Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tokoh NU Senggol Ganjar, Anies, AHY, dan Puan: Tolong yan Mau Nyapres Gak Usah Pakai Buzzer Deh!

Tokoh NU Senggol Ganjar, Anies, AHY, dan Puan: Tolong yan Mau Nyapres Gak Usah Pakai Buzzer Deh! Kredit Foto: Unsplash/Priscilla Du Preez
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meski pagelaran Pilpres 2024 masih dua tahun lagi. Akan tetapi suasana tahun politik sudah mulai terasa.

Di media sosial sendiri banyak tokoh politik yang dijagokan publik sebagai sosok yang layak jadi calon presiden tahun 2024.

Bahkan partai NasDem telah mencuri star dengan mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai calon presiden.

Memanasnya suasana tahun politik saat ini rupanya mematik perhatian salah satu tokoh Nadhlatul Ulama (NU), Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir.

Lewat akun twitternya, pria yang akrab disapa Gus Nadir itu mengingatkan sejumlah tokoh politik untuk berkampanye secara fair.

Baca Juga: Gegara Bocor, Eksistensi Tim Buzzer Anies Baswedan Jadi Tercium, Loyalis Jokowi: Kita Akan Lihat...

“Ada gak sih bakal capres yang gak pakai buzzeRp? Tolong Ganjar, Anies, Erick, Prabowo, AHY, Puan, dan siapa saja yang mau nyapres, gak usah pakai buzzer deh," kata Gus Nadir, Minggu (06/11/2022).

Gus Nadir menambahkan sebaiknya tokoh politik yang ingin menjadi suksesor Presiden Jokowi untuk menonjolkan hasil pekerjaan atau inovasi ke depan.

“Mendingan fokus pada karya, kinerja dan tawaran program," tegas Gus Nadir.

Cuitan Gus Nadir itu sontak saja mendapat atensi publik di kolom komentar. Banyak dari mereka yang sependapat dengan apa yang disampaikan dosen hukum di Monash University tersebut.

"Iya, kami sepakat juga, udahlah bermain di prestasi aja, jangan menjatuhkan. Adu prestasi, gagasan, visi misi ke depan. Ini jauh lebih elegan daripada pakai fitnah," ucap akun @Tokiando**.

Baca Juga: Anies Dituding Kuasai Media Besar, Buzzer dan Cuan Berlimpah untuk Tarung di 2024

Betul Gus, setuju banget, buzzer yang ada saling menjelekkan. Bukan saling mempromosikan program," kata akun @Donni**.

"Fenomena buzzer ini meresahkan, ya, Prof. Jangan-jangan ketika ada 'adu mekanik' karya, kinerja, dan tawaran program dari tiap bakal capres, justru buzzer-buzzer ini merajalela," imbuh akun @kiryuu**.

"Setuju, buzzer hanya menjadi tukang propaganda, fitnah dan pemecah belah persatuan bangsa dan negara. Ini fakta, bukan cerita," sahut akun @Caknur**.

"Kita sudah kehilangan cinta gus. Rasional kita penuh kebenciann," tandas akun @masarakat**.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: